Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Sempat bersitegang dengan guru honorer yang melakukan aksi damai di Gedung DPRD Kabupaten Sukabumi, Komplek Perkantoran Jajaway, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jabar pada Kamis, anggota Komisi IV yakni Faisal Akbar Awaludin akhirnya memilih untuk berdamai.
"Saya yang merupakan keluarga besar DPRD Kabupaten Sukabumi sempat tidak terima dikatakan DPR adalah dewan pengkhianat rakyat oleh ribuan guru honorer R3 yang sedang melakukan aksi. Mendengar lembaga kami dihina saya spontan melawan dan sempat terjadi ketegangan antara saya dengan massa," kata Faisal di Sukabumi, Kamis.
Dari pantauan di lokasi, ketegangan antara salah seorang anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi tersebut saat massa meneriaki kata-kata "dewan pengkhianat rakyat".
Baca juga: Ribuan guru honorer Sukabumi gelar aksi damai minta kepastian status dan formasi PPPK
Kebetulan, Faisal yang menjadi salah satu anggota legislatif yang menerima aksi ribuan guru honorer R3 ini naik pitam dan sempat adu mulut dan bersitegang dengan pengunjuk rasa, tim keamanan yang tengah bersiaga pun langsung melerai dan mengamankan anggota legislatif tersebut antisipasi terjadi hal yang tidak diinginkan.
Setelah direlai dan suasana mendingin, Faisal yang berasal dari daerah pemilihan (dapil) III Kabupaten Sukabumi akhirnya meminta maaf di hadapan anggota DPRD Kabupaten Sukabumi lainnya, tim pengamanan dan massa atas perbuatan khilafnya itu.
"Saya sudah meminta maaf atas kejadian ini, apalagi saya juga sempat berprofesi sebagai guru honorer dari 2010 sampai 2013 dan pernah merasakan bagaimana menjadi guru honorer yang hidup dengan serba kekurangan ditambah dengan upah yang minim," tambahnya.
Baca juga: Nakes honorer di Sukabumi minta dijadikan PPPK seperti guru
Faisal mengatakan pihaknya akan mengupayakan apa yang menjadi tuntutan para guru honorer ini apalagi dua adiknya dan seorang bibi juga merupakan guru honorer yang statusnya hingga kini tidak jelas.
Sementara, Koordinator Aksi Deril Sukma mengatakan insiden tersebut saat pihaknya menyampaikan aspirasi kepada para pemangku kebijakan khususnya DPRD. Sebagai masyarakat berhak menyampaikan pendapat di muka umum.
Sehingga dirinya yang melihat ada salah seorang oknum anggota DPRD Kabupaten Sukabumi yang bersikap arogan langsung bereaksi.
"Kepada anggota legislatif itu saya sempat berkata "hati-hati dengan ucapannya, hati hati dengan ucapannya" setiap warga negara punya hak dalam menyampaikan pendapat, tetapi pada kenyataan yang kami alami malah dijegal oleh seorang oknum," katanya.
Baca juga: Pemkab Sukabumi angkat ribuan guru honorer menjadi PPPK
Deril mengatakan awalnya pihaknya hendak melaporkan kejadian itu kepada Badan Kehormatan DPRD Kabupaten Sukabumi, namun niatnya itu diurungkan karena yang bersangkutan sudah meminta maaf dan mungkin salah argumen saja saat menghadapi massa.
Hingga Kamis sore sekitar pukul 15.30 WIB, massa masih berkumpul di halaman Gedung DPRD Kabupaten Sukabumi untuk mendapatkan kepastian dan belum ada dari pihak legislatif yang memberikan keterangan terkait tuntutan para guru honorer itu.