Jakarta (ANTARA) - Setiap tanggal 25 Januari, kita memperingati Hari Gizi Nasional.
Makan Bergizi Gratis sebagai salah satu program unggulan pemerintah semestinya bisa memberikan pembelajaran tentang mindful eating atau makan secara sadar sejak dini, termasuk siswa sekolah.
Sejak diluncurkan pada 6 Januari 2025, makan bergizi gratis, saat ini telah dinikmati oleh 650.000 anak-anak di 31 provinsi.
Presiden menargetkan hingga akhir 2025 semua anak-anak Indonesia mendapatkan makan bergizi gratis. Dalam rentang waktu itu, target penerima makan bergizi gratis pada Januari — April 2025 sebanyak 3 juta anak, kemudian April — Agustus 2025 sebanyak 6 juta anak. Kemudian, target penerima makan bergizi gratis pada September 2025 sebanyak 15 juta anak.
Pemberian makanan di sekolah yang terjadwal saat makan siang semestinya bisa memberikan edukasi tentang pentingnya makan teratur bagi siswa di Indonesia untuk mencegah berbagai penyakit tidak menular (PTM) yang saat ini masih menjadi beban biaya kesehatan di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2024, tiga penyakit PTM yang menyumbang angka kematian tertinggi di Indonesia adalah stroke (330 ribuan kasus kematian), penyakit jantung sekitar 300 ribu kematian dan kanker juga mencapai 300 ribu kasus kematian.
Pemberian Makan Bergizi Gratis di sekolah, memberikan kesempatan bagi guru untuk memberikan edukasi sekaligus memberikan pemahaman mengenai mindful eating.
Di sekolah, anak tentu lebih banyak berinteraksi dengan teman sebaya dan guru. Pemberian Makan Bergizi Gratis, apabila dimaknai secara lebih luas, tentu memberikan kesempatan pula bagi sesama siswa untuk berbagi pengetahuan maupun pengalaman makan sehari-hari di rumah. Mereka dapat saling berbagi lauk atau menu apa yang sering mereka konsumsi sehari-hari, yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk melakukan pendataan, sekaligus memberikan pembelajaran tentang gizi.
Dokter Spesialis Gizi Klinik Rumah Sakit Pondok Indah Raissa Edwina Djuanda memaparkan mindful eating sangat memengaruhi gizi yang masuk dalam tubuh, karena kita cenderung menjadi lebih memperhatikan makanan yang masuk ke tubuh, dan akan lebih merasakan apakah makanan tersebut segar, beraroma, berasa, dan lain sebagainya.

Pemberian Makan Bergizi Gratis yang tidak hanya menyasar anak sekolah, tetapi juga ibu hamil, ibu menyusui, hingga balita, juga tepat untuk memberikan pengetahuan kepada orang tua mengenai pentingnya mengajarkan anak mindful eating sejak dini.
Berdasarkan informasi dari situs web Kemenkes, menurut penelitian oleh Pearson et al tahun 2018, balita yang makan sambil menonton gawai menunjukkan konsumsi rendah buah dan sayuran, serta peningkatan asupan makanan tidak sehat, seperti snack, biskuit, atau cokelat karena balita lebih mudah makan makanan tersebut saat menonton gawai, yang semuanya terbukti tinggi kadar gula, garam, dan lemak.
Terdapat beberapa cara untuk menerapkan mindful eating kepada anak. Orang tua memberi contoh dengan melibatkan anak dalam mempersiapkan makanan, seperti, belanja bahan makanan, mengolah, mencuci, memasak, agar mereka lebih menghargai makanan, kemudian rutin makan bersama-sama keluarga dengan membuat jadwal secara teratur. Lalu memperkenalkan tentang gizi atau makanan sehat sedari dini dan membiasakan untuk memberi pujian pada anak jika mereka makan dengan baik.
Terlepas dari banyak kasus dan kontroversi yang terjadi tentang Makan Bergizi Gratis, pemerintah memastikan terus melakukan evaluasi dan perbaikan dalam program tersebut.
Momentum Hari Gizi Nasional menjadi pengingat penting bahwa substansi dari program Makan Bergizi Gratis harus menitikberatkan pada kualitas dan narasi besar yang akan dibangun, sebagaimana slogan "Kamu adalah apa yang kamu makan".
Baca juga: BGN tegaskan penambahan Rp100 triliun agar percepat capai 82,9 juta penerima MBG
Baca juga: Pemerintah tegaskan tidak boleh ada pungutan biaya pada program MBG