Semarang (ANTARA) - "... Semarang kaline banjir, Ja sumelang ra dipikir. Jangkrik upa saba ning tangga, Malumpat ning tengah jogan ..." Demikian adalah petikan lirik lagu "Jangkrik Genggong" yang dibawakan oleh penyanyi kondang, Waldjinah.
Mungkin, Andjar Any sang penulis lagu terinspirasi dari banjir yang sudah seperti menjadi "langganan" bagi masyarakat Kota Semarang sehingga menuangkannya dalam tembang tersebut.
Banjir memang sudah menjadi problematika klasik di Kota Semarang ketika musim hujan. Apalagi diperparah dengan rob, yakni limpasan air laut ke darat, terutama di wilayah pesisir.
Terbaru, banjir yang menggenangi sebagian Perumahan Dahlia Meteseh pada pertengahan Desember 2024 akibat jebolnya tanggul Sungai Tunggu dan ternyata rumah yang terdampak banjir belum dilengkapi perizinannya oleh pengembang.
Semarang memang kota yang unik, sebab memiliki topografi wilayah yang beragam, baik perbukitan yang kemudian diistilahkan dengan Semarang atas, serta dataran rendah dan pesisir yang kemudian disebut Semarang bawah.
Beberapa daerah di Semarang tercatat sudah menjadi "langganan" banjir, seperti Kecamatan Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Semarang Timur, dan Semarang Utara.
Bukan hanya wilayah dataran rendah saja yang kebanjiran, beberapa permukiman di wilayah perbukitan juga beberapa kali diterjang banjir akibat tanggul sungai tak kuat menghadang air kiriman dari wilayah tetangga.
Pemkot Semarang menilai bahwa penanganan banjir dan rob, termasuk dalam PR di bidang infrastruktur sehingga berharap bisa segera tertangani dengan berbagai proyek yang dilakukan.
Berbagai proyek untuk penanggulangan banjir, antara lain pemasangan "sheet pile" di Tambaklorok, normalisasi Sungai Beringin dan Plumbon, serta pembangunan Tol Semarang-Demak.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang Soewarto menyebutkan pengerukan telah menyasar berbagai wilayah, seperti Semarang bagian timur, antara lain Sungai Sringin Lama, Sungai Tambi, Sungai Tlogosari Wetan, Sungai Sodor, Sungai Gebang Anom, Sungai Bungkel, dan Sungai Sier.
Pada 10 Februari 2025, Semarang akan memiliki wali kota dan wakil wali kota yang baru. Banjir dan rob masih akan menjadi PR yang menanti, termasuk sederet infrastruktur yang belum rampung.