Depok (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) melalui Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) berkolaborasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) meluncurkan buku karya Prof. Wolfgang Drechsler untuk mendorong ekosistem birokrasi inovatif.
"Birokrasi inovatif adalah birokrasi yang stabil ketika dibutuhkan, namun juga gesit dalam merespons dinamika zaman. Konsep ini, yang disebut stabilitas-agilitas, telah diakui secara internasional dan menjadi dasar buku yang memperoleh penghargaan prestisius dari Academy of Management, organisasi manajemen terbesar di dunia," kata Prof. Wolfgang Drechsler dalam keterangannya, Sabtu.
Prof. Wolfgang melihat kebijakan inovasi tidak cukup berhenti di atas kertas. Implementasi yang efektif dapat membuat birokrasi mampu memainkan peran strategis sebagai agen inovasi.
Birokrasi modern harus mampu memadukan stabilitas dan agilitas dua karakteristik yang sering dianggap bertolak belakang, namun justru menjadi kunci dalam menghadapi tantangan digitalisasi dan kecerdasan buatan.
Birokrasi negara memegang peran penting dalam mendorong inovasi lintas sektor ekonomi. Untuk menjalankannya, dibutuhkan keseimbangan antara stabilitas dan agilitas.
Stabilitas mencakup aturan, hubungan, dan prosedur yang mapan untuk menjamin layanan publik berjalan dengan baik, sedangkan agilitas memungkinkan birokrasi untuk beradaptasi, merespons secara kreatif, dan menghadapi tantangan kebijakan yang kompleks di tengah dinamika perubahan yang cepat.
“Kami menyebut strategi ini dengan Stabilitas Agil atau Agile Stability. Melalui pendekatan ini, birokrasi diharapkan tidak hanya menjadi pelaksana kebijakan, tetapi juga aktor yang mampu menciptakan solusi inovatif dan transformatif. Dengan begitu, birokrasi dapat tetap relevan, responsif, dan menjadi katalisator perubahan di era yang serba tidak pasti,” kata
Guru Besar UI, Prof. Dr. Eko Prasojo.
Selain peluncuran buku juga digelar diskusi buku Bagaimana Membentuk Negara yang Berjiwa Kewirausahaan: Mengapa Inovasi Membutuhkan Birokrasi?.
Diskusi interaktif secara daring dan luring ini diikuti lebih dari 500 peserta dari berbagai Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah, dosen dan mahasiswa UI, serta mahasiswa dari berbagai kampus di dalam dan luar negeri.
Diskusi tersebut mengulas terjemahan dari buku How to Make an Entrepreneurial State: Why Innovation Needs Bureaucracy karya Adjunct Professor FIA UI, Prof. Wolfgang Drechsler, bersama dua penulis lainnya, yaitu Rainer Kattel dan Erkki Karo.
Direktur Eksekutif UI–Center for Study of Governance and Administrative Reform (CSGAR), Zuliansyah P.Z., S.Sos., M.Si., hadir sebagai moderator yang memandu diskusi dengan Prof. Wolfgang sebagai penulis utama, serta Guru Besar UI, Prof. Dr. Eko Prasojo, Mag.rer.publ. dan Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan, Prof. Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si., sebagai narasumber.
Ketiganya menyoroti bagaimana kemampuan sebuah negara dalam menjaga keseimbangan antara stabilitas dan agilitas yang menentukan keberhasilan ekosistem inovasi.
Ketika sebagian organisasi berperan sebagai jangkar stabilitas, sementara yang lain —seperti laboratorium inovasi (I-Labs)— mendorong eksperimen dan eksplorasi, ekosistem tersebut dapat tumbuh dan berinovasi secara berkelanjutan.
Kolaborasi FIA UI dan KemenPANRB menjadi kesempatan penting untuk memahami birokrasi lebih lanjut, khususnya dalam menggerakkan inovasi.
Prof. Erwan Agus Purwanto mengatakan sejalan dengan arah pemerintahan saat ini, birokrasi dituntut menjadi lebih profesional, responsif terhadap kebutuhan masyarakat, efektif dalam pengelolaan anggaran, serta mampu menjalankan kebijakan secara optimal.
Untuk itu, birokrasi perlu mentransformasikan layanan publik melalui pendekatan digital, interaksi terpadu, dan penguatan manajemen aparatur sipil negara (ASN).
Dekan FIA UI, Prof. Dr. Retno Kusumastuti Hardjono, M.Si., berharap kegiatan diskusi bermanfaat tidak hanya bagi kalangan birokrasi, tetapi juga sektor swasta.
“Kegiatan yang merupakan bagian dari rangkaian perayaan Dies Natalis ke-10 FIA UI ini memiliki relevansi yang kuat dengan bidang Ilmu Administrasi, khususnya dalam mendorong birokrasi yang inovatif. Ini merupakan kesempatan berharga untuk memahami bagaimana birokrasi dapat menjadi penggerak inovasi,” ujar Prof. Retno.*