Jakarta (ANTARA) - Sepanjang sejarah Pekan Olahraga Nasional (PON) baru 2024 pesta olahraga multievent nasional terbesar di Indonesia itu dilangsungkan di dua provinsi, yakni Aceh dan Sumatera Utara.
PON XXI Aceh-Sumut 2024 dibuka di Aceh pada 9 September dan ditutup di Sport Center Sumut pada 20 September 2024, dengan mempertandingkan dan melombakan 65 cabang olahraga.
Mengusung tema "Bersatu Kita Juara", PON edisi ke-21 ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah arena melibatkan 13.000 atlet dan 6.000 ofisial.
Dari segi prestasi dan dampak ekonomi, PON 2024 telah memberikan dampak signifikan, khususnya terhadap tuan rumah Aceh dan Sumatera Utara.
Tapi PON ini juga menyisakan sejumlah catatan kritis yang bisa menjadi acuan untuk evaluasi penyelenggaraan mendatang di NTB dan NTT:.
Prestasi PON 2024, memecahkan 113 rekor terpecahkan dalam berbagai cabang olahraga. Catatan ini seharusnya menjanjikan, apalagi Indonesia tengah bersiap menghadapi SEA Games Thailand 2025 dan ASEAN Games Aichi-Nagoya 2026. Provinsi Jawa Barat untuk ketigakalinya berturut-turut menjadi juara umumdengan meungumpulkan 195 medali emas, 163 medali perak, dan 182 medali perunggu.
Tak hanya dari kacamata olahraga, PON 2024 juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan ketiga 2024, dengan perputaran uang ditaksir mencapai Rp8,6 triliun.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan PON dan penyelenggaraan Moto GP Mandalika, mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan ketiga tahun ini berkat lapangan usaha penyediaan akomodasi. Lapangan usaha jtumbuh 8,33 persen dari penyediaan akomodasi serta makanan dan minuman.
PON Aceh-Sumut juga membuat dua provinsi itu dapat memanfaatkan fasilitas olahraga baik yang baru dibangun maupun hasil revitalisasi.
Refleksi PON 2024, selama perhelatan, muncul sejumlah masalah yang terungkap ke publik, antara lain venue menembak di Mata le, Aceh Besar, yang atapnya ambruk, dan venue belum jadi di Arena Pacuan Kuda Takengon, Aceh dan Sport Center Sumut, Desa Sena, Kecamatan Batang Kuis, Deli Serdang.
Konsumsi atlet juga menjadi catatan lantaran kualitas konsumsi yang disediakan panitia kurang bergizi, dikhawatirkan berpengaruh buruk pada kesehatan dan performa atlet .
Prestasi dan refleksi PON
Senin, 30 Desember 2024 18:59 WIB