Kabupaten Bogor (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jawa Barat menggelar apel siaga masa tenang serta pemungutan dan penghitungan suara Pilkada 2024 di Stadion Pakansari Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin saat memimpin apel didampingi Penjabat Bupati Bogor Bachril Bakri menekankan kepada para peserta apel untuk melakukan pemantauan dan antisipasi kerawanan pelaksanaan pilkada serentak.
"Pada tahapan ini terdapat potensi kerawanan baik dari segi logistik, keamanan, maupun dinamika sosial. Tapi saya yakin kpu, bawaslu, TNI, Polri, komunitas provinsi, Komunitas Kabupaten Bogor dan Kota Bogor pasti dapat mengatasi dan menjadikan pilkada ini menjadi kondusif,” ungkap Bey.
Baca juga: Bawaslu Jabar tangani 70 dugaan pelanggaran selama sebulan masa kampanye
Ia mengapresiasi Bawaslu Provinsi Jawa Barat dan Pemkab Bogor yang gencar melaksanakan patroli pengawasan secara intensif pada masa tenang, pemungutan, hingga perhitungan suara.
Patroli ini, kata dia, langkah strategis untuk mencegah pelanggaran seperti politik uang intimidasi atau kampanye terselubung yang dapat mencederai demokrasi.
Bey juga menegaskan tiga hal penting yang harus menjadi perhatian semua yakni. Pertama netralitas aparatur negara dan lembaga penyelenggaraan pilkada, ASN, TNI, dan Polri harus menjaga netralitas penuh, memberikan pelayanan tanpa keberpihakan dan memastikan bahwa seluruh proses Pilkada terlaksana sesuai dengan aturan yang berlaku.
Baca juga: Bawaslu Jabar resmikan pojok pengawasan dan posko di Kabupaten Bekasi
Kedua, terus mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif menjaga suasana damai dan tidak mudah terprovokasi oleh hoaks atau tindakan yang merusak nilai-nilai demokrasi.
“Ketiga Pengawasan kolaboratif, bawaslu, kpu, dan seluruh pemangku kepentingan harus bekerja sama dan memastikan bahwa setiap potensi kerawanan dapat diantisipasi secara dini,” ujarnya.
Bawaslu Jawa Barat gelar apel siaga masa tenang pilkada di Kabupaten Bogor
Jumat, 22 November 2024 20:07 WIB
Pada tahapan ini terdapat potensi kerawanan baik dari segi logistik, keamanan, maupun dinamika sosial.