Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menyiapkan sejumlah alat berat berupa mesin pompa air berkapasitas besar dan ekskavator sebagai bentuk kesiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi di wilayah itu.
Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas SDABMBK Kabupaten Bekasi Agung Mulya mengatakan sebanyak delapan unit mesin pompa air telah disiagakan untuk digunakan saat penanganan bencana, khususnya banjir.
"Kami sudah menyiapkan infrastruktur dan kesiapan bantuan logistik berupa mesin pompa portabel, juga alat berat ekskavator. Mungkin nanti bisa digunakan, terutama dalam penanganan bencana hidrometeorogi, apabila dibutuhkan kita siap menjangkau daerah terdampak banjir," katanya di Cikarang, Selasa.
Ia menyatakan kesiapsiagaan kelengkapan logistik mesin pompa berkapasitas besar ini diharapkan dapat membantu mengurangi tinggi volume air sekaligus mengatasi banjir, terutama di wilayah pemukiman penduduk.
"Mesin yang standby ada delapan unit ukuran paling besar 150 meter per kubik, terdiri atas dua unit pompa bergerak kapasitas daya 3.000 liter per second (LPS), dua unit berkapasitas 2.500 LPS dan empat unit 1.500 LPS. Tinggal kita bersinergi dengan pihak terkait seperti apa teknis untuk menghadapi bencana hidrometeorogi ini," katanya.
Pihaknya juga telah melaksanakan kegiatan normalisasi sungai dengan total penanganan sepanjang 150 kilometer pada 42 aliran air yang tersebar di sejumlah wilayah Kabupaten Bekasi.
Pengangkatan sampah serta lumpur yang mengakibatkan sedimentasi di bawah aliran sungai itu bertujuan untuk melancarkan arus air, sehingga diharapkan tidak sampai meluap ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi maupun saat menerima debit besar kiriman dari wilayah hulu.
"Kegiatan ini juga sebagai salah satu upaya untuk mengatasi banyak lahan pertanian yang kekeringan di masa tanggap darurat bencana kekeringan," katanya.
Agung mengaku sudah melakukan koordinasi bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi menyangkut mitigasi bencana hidrometeorologi, terutama wilayah-wilayah rawan banjir.
"Area permukiman penduduk yang berbatasan langsung dengan aliran sungai menjadi wilayah paling rawan banjir, sehingga membutuhkan penanganan segera apabila tinggi muka air sudah hampir mencapai permukaan. Itu salah satu yang perlu kita waspadai bersama juga," kata dia.