Jakarta (ANTARA) - Polres Metro Jakarta Barat masih menyelidiki jaringan narkoba internasional Asia-Malaysia-Aceh-Medan-Jakarta, menyusul penangkapan salah satu pengendali jalurnya pria berinisial FD (32) pada Selasa (25/10) di Langkat, Sumatera Utara.
"Kami masih selidiki jaringan narkoba internasional ini dari titik awal penyebaran," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol M Syahduddi saat dikonfirmasi di Jakarta pada Senin.
Ia menegaskan, setelah penangkapan itu, pihaknya sudah menahan FD dan sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"Kita ingin dalami hulu hilirnya jaringan ini karena pengakuan sementara dia sudah beraksi enam bulan," katanya.
Ia mengatakan, FD (32) adalah salah satu pengendali jalur distribusi jaringan narkoba internasional itu.
Baca juga: Dosen UKI sebut peringatan HANI 2024 momentum semua pihak berantas peredaran narkotika
Baca juga: Pabrik ekstasi jaringan internasional di Perumahan Lavon Swan City Tangerang diungkap polisi
"Barang bukti narkotika saat ditangkap adalah jenis sabu sebanyak 90.321 kilogram," katanya.
Atas perbuatannya, FD disangkakan dengan Pasal 114 ayat (2) Sub. Pasal 112 Ayat (2) UU.RI No. 35 tahun 2009 tentang narkotika dengan ancaman penjara 20 tahun, seumur hidup, bahkan hukuman mati.
Sebelumnya, Kepolisian Daerah Metro Jaya (Polda Metro Jaya) telah menggagalkan penyelundupan 207 kilogram narkotika dari Malaysia ke Riau.
Barang haram itu rencananya akan dikirim dan diedarkan di Jakarta.
"Ditresnarkoba Polda Metro Jaya mengamankan narkoba jenis sabu sejumlah 117 kilogram dan 90 ribu butir ekstasi," ucap Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Karyoto, Rabu (6/11).
Baca juga: Polres Bekasi amankan pengedar 500 ekstasi jaringan internasional
Polisi telah menetapkan tiga orang tersangka, yaitu AM, A, dan JI.
Mereka ditangkap di tiga lokasi berbeda di Riau.
Ketiganya diduga berperan sebagai kurir dari jaringan peredaran narkoba Malaysia-Riau-Jakarta.