Washington (ANTARA) - Amerika Serikat menegaskan kembali sikapnya terhadap Gaza dengan menekankan perlunya pemerintahan yang dipimpin Palestina dan menentang pendudukan kembali atau pengurangan wilayah setelah berakhirnya perang Israel di daerah kantong Palestina.
“Kami sudah berkali-kali menyatakan dengan jelas bahwa apa yang sedang kami upayakan dan ingin kami lihat adalah pemerintahan yang dipimpin Palestina di Gaza,” kata Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel dalam sebuah pengarahan, Selasa (22/10).
Patel menuturkan bahwa AS juga menginginkan Gaza yang bersatu dengan Tepi Barat di bawah apa yang mereka harapkan yakni Otoritas Palestina yang diperbaharui.
Patel mengingatkan pernyataan Menteri Luar Negeri Antony Blinken di Tokyo selama kunjungannya pada November 2023, di mana ia mengatakan AS menentang pendudukan kembali Gaza atau pengurangan wilayah apapun di Gaza setelah perang berakhir.
Baca juga: Joe Biden sebut Israel beritahu gugurnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar
Baca juga: AS akan tuntut Israel beri rincian investigasi pembunuhan aktivis Ezgi Eygi oleh penembak jitu
Baca juga: AS: Pembunuhan aktivis Turki-Amerika adalah 'tindakan keji'
"Apa yang ingin kami upayakan dan apa yang ingin kami lihat adalah elemen-elemen afirmatif yang akan membawa kita menuju perdamaian yang berkelanjutan, dan itu, dalam pandangan kami, perlu melibatkan suara dan aspirasi rakyat Palestina, dan harus menjadi pusat pemerintahan pasca-krisis di Gaza," kata juru bicara tersebut.
"Amerika Serikat tidak akan dan tidak akan mendukung sesuatu yang kurang dari itu," tambahnya.
Sebelumnya, Blinken bertemu dengan Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem. Departemen Luar Negeri AS mengatakan keduanya membahas pentingnya merumuskan jalan baru ke depan di periode pasca-konflik yang memungkinkan rakyat Palestina untuk membangun kembali kehidupan mereka dan menyediakan pemerintahan, keamanan, dan rekonstruksi bagi Gaza.
Sumber : Anadolu