Pekanbaru (ANTARA) - Manajemen PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berupaya agar petani dan gajah hidup rukun melalui program agroforestri untuk masyarakat Desa Pinggir, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
"Program agroforestri ini bagian dari melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berupa pengembangan sistem tanaman di lahan-lahan masyarakat yang kerap berkonflik dengan gajah, terutama bersempadan dengan kantong Gajah Balairaja," kata Corporate Secretary PHR WK Rokan Rudi Ariffianto dalam rilis yang diterima ANTARA di Pekanbaru, Rabu.
Ia menjelaskan masyarakat yang lahannya berada dekat dengan jangkauan habitat dan perlintasan gajah dilibatkan, dengan menanam berbagai jenis tanaman yang rendah gangguan dari gajah, namun bernilai ekonomi tinggi seperti durian, matoa, kopi, alpukat, dan aren.
Baca juga: DRRC UI-Pertamina Hulu Rokan kaji kelola tanggap darurat kebakaran
Inisiatif program agroforestri ini, kata dia, memiliki manfaat multi-dimensi, mendukung pengurangan jejak karbon melalui penanaman pohon, menjaga keanekaragaman hayati, memberdayakan ekonomi masyarakat, juga memperbesar ruang di mana gajah dapat diterima oleh masyarakat.
"Dengan demikian ruang-ruang yang berpotensi konflik akan mengecil, upaya ini merupakan implementasi dari program TJSL PHR bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dan Rimba Satwa Foundation (RSF) melindungi dan melestarikan gajah dan habitatnya," kata Rudi.
Menurutnya, gajah merupakan hewan yang penting bagi ekosistem dan berperan dalam menjaga keseimbangan alam. Sementara itu strategi lain untuk mewujudkan konservasi gajah dengan pemanfaatan teknologi melalui pemasangan GPS Collar, penguatan sinergi pengembangan masyarakat untuk edukasi, pengembangan habitat dan koridor untuk gajah, serta pertanian agroforestri.
Baca juga: PHR bersama KLHK gelar aksi susur sungai dan bersih Sungai Ciliwung
Sekretaris Kelompok Tani Hutan (KTH) Alam Pusaka Jaya, Suparto, yang juga pemilik lahan dan perkebunan di area yang bersempadan dengan kantong Gajah Balairaja, kini tidak lagi menggunakan petasan sejak 1995-2020 untuk mengusir gajah yang masuk ke perkampungan masyarakat.
Berkat Rimba Satwa Foundation (RSF) sebuah yayasan konservasi yang fokus dalam mewujudkan dan terciptanya kehidupan yang harmonis antara manusia dan lingkungan hidup juga mitra program TJSL PHR mengedukasi Suparto dan warga lain terkait solusi jangka panjang dalam mengatasi persoalan gajah.
Mereka membentuk KTH Alam Pusaka Jaya dengan menanam tanaman yang tidak disukai gajah, juga merehabilitasi habitat dengan menambah volume tumbuhan yang menjadi pakan gajah seperti budi daya Rumput Odot (Pennisetum purpureum), yang dipelihara di pekarangan kecil di belakang rumah-rumah warga.
"Saat ukurannya cukup besar, rumput-rumput itu kemudian ditanam kembali di koridor jalur gajah, tepi sungai, atau batas-batas kebun masyarakat agar gajah tetap berada di jalurnya dan mendapatkan sumber makanan," katanya.
PHR berupaya agar petani dan gajah hidup rukun melalui agroforestri di Bengkalis Riau
Rabu, 14 Agustus 2024 10:38 WIB