Kota Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, mendapatkan dukungan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengenai wacana pembangunan Museum Pakuan Pajajaran yang bakal dinamakan Bumi Ageung Batutulis.
"Gubernur Dedi Mulyadi memberikan apresiasi karena kita sudah menyiapkan calon Museum Pakuan Pajajaran yang diberi nama Bumi Ageung Batutulis,” ungkap Wali Kota Bogor Dedie A Rachim di Bogor, Selasa.
Ia mengaku terkesan saat melihat antusiasme tinggi masyarakat ketika Dedi Mulyadi berkunjung pada sore hari ke Batutulis, Senin (14/4).
Ia menyebutkan, Dedi Mulyadi juga akan melihat kemungkinan pembangunan museum melalui skema alokasi anggaran Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Senang (Gubernur Dedi Mulyadi) bisa melihat langsung Prasasti Batutulis. Bahkan tadi cukup lama di sana," kata Dedie Rachim.
Sementara, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dalam kunjungannya ke Batutulis mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Bogor yang menunjukkan semangat tinggi untuk membangun Museum Pajajaran.
Meski belum terwujud, langkah menuju ke sana telah dibuktikan dengan kehadiran Bumi Ageung Batutulis.
“Semangat membangun museum juga sudah luar biasa. Tinggal nanti ada sentuhan arsitekturnya supaya lebih mengesankan sebagai sebuah museum sejarah masa lalu,” puji Dedi Mulyadi.
Ia juga memberikan masukan untuk bangunan Prasasti Batutulis yang kini dikelola oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IX Jawa Barat, UPTD Kementerian Kebudayaan, agar disesuaikan dengan keberadaan Batutulis itu sendiri, sehingga memiliki nilai estetika dan sejarah yang tinggi.
“Karena bangunannya tidak menunjang sebagai bangunan kebudayaan. Kalau diperbolehkan oleh Kementerian Kebudayaan, saya akan bangun tahun ini juga, dengan desain arsitektur yang disesuaikan dengan peradaban Sunda,” sebut Dedi Mulyadi.
Setelah kunjungan ini, pihaknya akan meminta tim ahli geologi, ahli bahasa, ahli sejarah, dan filologi untuk menyusun buku yang dapat menjelaskan Batutulis secara akademis.
“Sehingga saat kita berkunjung ke tempat bersejarah, kita bisa memahami bahwa dulu pernah ada peradaban. Raja itu dilantik dengan membuat tulisan di batu yang abadi. Ini menunjukkan bahwa orang Sunda punya leluhur yang cerdas, pintar, dan hebat pada masanya,” ungkap Dedi Mulyadi.
Dengan begitu, ke depan siapapun yang menjabat sebagai wali kota dan wakil wali kota bisa menceritakan sejarah peradaban Sunda dan Pakuan Pajajaran.