Jakarta (Antara Megapolitan) - Seorang pelajar kelas 3 Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs) 1 Langsa, Aceh, memaparkan penemuannya, yakni pohon kedondong pagar yang bisa menghasilkan energi listrik. Temuan itu mendapat pujian Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.
Usai bertemu dengan Menteri Jonan, pelajar Tsanawiyah di Aceh bernama Naufal Raziq mengatakan, penemuan tersebut berawal dari pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saat masih duduk di kelas 1 MTs atau 2 tahun lalu dan mengetahui buah asam, seperti kentang, jeruk, dan mangga, dapat menghasilkan energi listrik sederhana.
"Saya membuat sebuah karya. Jadi kentang dimasukkan lempengan tembaga sama logam, itu menimbulkan suatu tegangan. Jadi di situlah Naufal terinspirasi dari buah kentang itu untuk menemukan listrik dari kedondong pagar," kata pelajar berusia 15 tahun ini.
Penemuan listrik yang termasuk dalam energi baru dan terbarukan (EBT) ini dilakukan Naufal dengan mencoba berbagai pohon buah yang mengandung asam, mulai dari mangga, belimbing, asam jawa hingga akhirnya kedondong pagar. Proses penemuan bertahap itu setidaknya memakan waktu sekitar tiga tahun.
Menurut dia, pohon kedondong pagar memiliki keunggulan batang yang besar, mudah untuk tumbuh dan jika kulit batang dikupas, pohon tersebut bisa menyembuhkan dirinya (recovery).
Untuk menghasilkan energi, alat yang dibutuhkan antara lain tembaga dan logam yang bisa mengubah fungsi asam menjadi listrik. Sebelum dipasang ke pohon, tembaga dan logam dilapisi tisu dan kain sehingga kain tersebut bisa menyerap asam yang kemudian menghasilkan listrik.
Naufal menjelaskan satu lubang pada pohon kedondong pagar bisa menghasilkan tegangan listrik satu volt. Satu pohon kedondong dapat dibuat menjadi empat lubang yang bisa menghasilkan energi empat volt.
"Satu pohon per lubang itu satu volt. Kalau kita mau menambahkan voltasenya, kita tinggal tambah alat dan pohonnya. Satu pohon maksimal bisa empat lubang jadi ada empat volt," papar Naufal.
Untuk menyalakan satu lampu, setidaknya dibutuhkan empat pohon kedondong pagar yang sudah dipasang tembaga dan logam.
Sementara itu, biaya pemasangan alat sekitar Rp1,2 juta per rumah. Naufal pun sudah mendapat fasilitas pertamina untuk memasang alat tersebut di rumah penduduk sehingga masyarakat tinggal menyediakan pohon kedondong pagar saja.
Saat ini energi listrik temuan Naufal sudah melistriki sebagian rumah di desa terpencil, yaitu Desa Tampur Paloh, Aceh Timur yang kemudian akan dikembangkan agar penemuan itu bisa dimanfaatkan untuk skala yang lebih besar.
Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) juga akan memberi bantuan dana untuk mengembangkan penemuan Naufal menjadi energi listrik skala besar.