Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam laporan yang diterima di Jakarta, Senin, mengungkapkan letusan itu terjadi pagi ini pada pukul 09.12 WIT.
"Suara dentuman dan gemuruh terdengar sampai ke pos pengamatan Gunung Ibu," ujarnya.
Hendra mengatakan kolom abu setinggi lima kilometer itu tampak berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Baca juga: Letusan Gunung Ibu ciptakan fenomena alam berupa badai petir vulkanik saat dini hari
Baca juga: Gunung Ibu di Halmahera erupsi, dengan tinggi kolom abu setinggi 2.000 meter
Letusan itu terekam melalui alat seismogram dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi sementara 5 menit 6 detik. Ketika laporan dibuat erupsi masih berlangsung.
PVMBG menerbitkan VONA color (Volcano Observatory Notice for Aviation) yang dipakai sebagai kode warna yang digunakan untuk memperingatkan dini erupsi gunung demi keamanan penerbangan. Kode warna VONA terdiri dari merah, oranye, kuning, dan hijau.
"VONA colour Gunung Ibu dari oranye menjadi merah," kata Hendra.
Sejak 8 Mei 2024, Gunung Ibu yang memiliki ketinggian 1.325 meter di atas permukaan laut itu berstatus siaga atau level III. PVMBG meningkat status gunung api bertipe strato itu akibat peningkatan aktivitas vulkanik dan kegempaan.
Baca juga: Gunung Ibu di Halmahera erupsi dan lontarkan abu vulkanik setinggi 800 meter
PVMBG merekomendasikan penduduk di sekitar Gunung Ibu agar tidak beraktivitas mendaki dan mendekati gunung itu dalam radius 3 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif.
Jika terjadi hujan abu, maka masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata).
"Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong, dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat agar selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah," pungkas Hendra.