Jakarta (ANTARA) - Jutaan manusia memadati lapangan yang membentang luas di Wonososbo, Jawa Tengah, sejak pukul 05.00 WIB. Mereka hadir dengan tujuan sama, ingin menyaksikan keindahan balon udara.
Mulai anak kecil, orang dewasa, hingga paruh baya, antusias meramaikan pertunjukan puncak Festival Balon Udara yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah setempat, dalam rangka merayakan libur Lebaran 2024. Festival itu bak menyambut warganya ketika pulang kampung dari berbagai penjuru tanah rantau.
Lapangan yang ketika di hari normal begitu luas, bahkan orang-orang bisa bermain sepak bola, tepat pada 21 April 2024, sekitar pukul 06.30 WIB, tempat itu berubah menjadi lautan manusia.
Di sisi lain, pelaku UMKM ultra mikro menjual berbagai jenis aneka kue, makanan ringan, hingga beragam minuman segar berbaris rapi, dengan lapak mengelilingi lapangan lokasi acara puncak Festival Balon Udara Wonosobo.
Suara indah pemandu acara menggema, turut mengarahkan para komunitas tersebut untuk mengisi uap ke balon udara dengan berhati-hati. Pengunjung pun diimbau untuk tidak mendekati balon udara yang hendak diterbangkan demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Sesekali, akibat padatnya pengunjung, terdapat sejumlah anak terpisah dari orang tua mereka. Bahkan, akses internet pun susah, sehingga sejumlah pengunjung kesulitan berkomunikasi dengan kerabat jika sudah berpisah dari rombongan. Tak ayal, mereka hanya kembali ke kendaraan untuk menunggu sanak keluarga.
Pemandu acara pun tak tinggal diam, setiap ada anak yang dibawa ke panggung atau terdapat orang tua yang melaporkan telah terpisah dengan anaknya, pria dan wanita pemandu acara langsung sigap memanggil nama orang tua mereka menggunakan pengeras suara.
Dari setiap komunitas balon udara, ada sekumpulan anak muda yang memberi semangat. Mereka mengibarkan Bendera Merah Putih atau berjoget sambil menyanyikan yel-yel semangat bagi rekan-rekannya yang sedang berusaha mengisi uap ke balon udara agar bisa diterbangkan.
Pelepasan balon udara dilakukan dengan serentak, diikuti aba-aba dari Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat. Langit biru Wonosobo menjadi latar indah saat balon udara mulai terbang. Warna-warni balon udara berlomba menuju ketinggian, memberi pesan keindahan dan kebebasan.
Langit Wonosobo yang cerah tampak begitu indah saat dipandang pagi itu. Berbagai motif dan desain balon udara memukau mata para pengunjung. Tak ayal, mereka yang datang langsung mengabadikan momen itu menggunakan telepon pintar masing-masing.
Tentu, keindahan warna warni balon udara di langit Wonosobo ini perlu dirawat agar dapat terus dinikmati keindahannya oleh anak cucu, dengan ketentuan tidak mengganggu jalur penerbangan pesawat.
Memiliki izin
Festival puncak balon udara yang dilaksanakan di alun-alun Kabupaten Wonosobo telah mengantongi izin, dengan sejumlah ketentuan.
Direktur Navigasi Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Sigit Hani Hadiyanto menjelaskan perizinan diberikan, sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 40 Tahun 2018 tentang Penggunaan Balon Udara pada Kegiatan Budaya Masyarakat.
Sejumlah ketentuan yang harus ditaati, yakni permohonan izin yang harus disampaikan kepada instansi terkait dan juga pemenuhan ketentuan mengenai penggunaan tali tambatan, dimensi, serta warna balon udara.
Penerbangan balon udara itu juga dapat dilaksanakan sewaktu-waktu dan tidak hanya pada saat momen festival, dengan ketentuan mematuhi persyaratan dan ketentuan perundangan.
Sementara Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan M. Kristi Endah Murni berharap masyarakat yang hendak menerbangkan balon udara agar menaati aturan yang ditetapkan, sehingga tidak mengganggu penerbangan pesawat.
Peraturan Menhub mengatur beberapa ketentuan yang harus dipatuhi, seperti diameter balon maksimal 4 meter; tinggi balon maksimal 7 meter; tidak dilengkapi peralatan berbahan mengandung api, mudah meledak/sejenis; termasuk ketinggian maksimal 150 meter dari permukaan tanah; dan memiliki minimal tiga tali tambatan.
Selain itu, diatur pula lokasi penyelenggaraan festival, yakni di lahan tanpa halangan pepohonan, pemukiman, kabel listrik, maupun stasiun pengisian bahan bakar dan berjarak cukup jauh dari bandara.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, melalui Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah III Surabaya bekerja sama dengan AirNav Indonesia, pemerintah daerah dan pihak kepolisian telah menyosialisasikan peraturan itu dan mengimbau agar masyarakat tidak melanggar peraturan dalam melaksanakan tradisi tersebut.
Tradisi tahunan masyarakat menerbangkan balon udara saat menyambut Hari Raya Idul Fitri memang perlu ditertibkan karena balon yang diterbangkan secara liar sangat membahayakan keselamatan penerbangan.
Dengan demikian, kesadaran masyarakat diharapkan makin tumbuh dan tidak ada lagi temuan balon udara yang terbang secara bebas dan liar.
Balon udara yang terbang bebas sampai ketinggian jelajah pesawat sangat membahayakan. Balon udara dapat masuk ke dalam mesin pesawat atau menutup kaca/jendela bagian depan pesawat sehingga menghalangi pandangan pilot, sehingga membahayakan banyak nyawa dari penumpang pesawat.
Dalam Pasal 411 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan disebutkan bahwa bagi siapa saja yang membahayakan keselamatan pesawat udara, penumpang dan barang, dan/atau penduduk atau merugikan harta benda milik orang lain, maka dapat dipidana penjara paling lama dua tahun dan denda paling banyak Rp500 juta.
Taati aturan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengapresiasi para pelaku komunitas balon udara di Wonosobo yang melaksanakan kegiatan tradisi itu dengan tetap menaati aturan.
Kehadiran pejabat Ditjen Perhubungan Udara di festival itu sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap pelestarian budaya balon udara, namun dengan dilaksanakan dengan menaati aturan.
Tren laporan gangguan balon udara yang disampaikan para pilot kepada Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, kini menurun.
Hal itu tak lepas dari peran pemerintah setempat yang bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk AirNav Indonesia, memfasilitasi kegiatan Festival Balon Udara dengan menaati ketentuan.
Perum LPPNPI atau AirNav Indonesia menyebutkan pada periode mudik dan balik Lebaran 2024 tercatat 30 laporan dari pilot soal balon udara liar, menurun dibanding tahun 2023 sebanyak 68 laporan.
AirNav Indonesia mencatat dari puluhan laporan mengenai penerbangan udara yang diduga dilakukan secara liar, tidak ada balon udara yang mengenai pesawat.
Pentingnya menaati aturan yang ditetapkan dalam penerbangan balon udara agar tidak mengganggu penerbangan pesawat karena di atas Pulau Jawa terdapat rute penerbangan tersibuk di Indonesia dengan rata-rata 150 penerbangan per hari.
Tradisi penerbangan balon udara dapat dilakukan, namun harus sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku sehingga tidak membahayakan keselamatan penerbangan.
AirNav secara aktif melakukan sosialisasi bahaya balon udara terhadap penerbangan sejak tahun 2017. Sosialisasi dilakukan di dua daerah yang ada di Jawa Tengah, yakni Pekalongan dan Wonosobo, sebagai wilayah yang dikenal dengan tradisi balon udara.
Agenda internasional
Festival Balon Udara 2024 menyedot ribuan wisatawan untuk menyaksikan balon tradisional yang mengudara dengan menggunakan tali tambat, sehingga tidak terbang bebas.
Balon udara kerap disebut berkaitan dengan Cappadocia di Turki. Alih-alih mengikuti Cappadocia, balon udara di Kabupaten Wonosobo ternyata sudah ada dan menjadi tradisi sejak zaman penjajahan Belanda.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo menargetkan dan terus berupaya agar festival balon udara bisa menjadi agenda internasional yang dapat mendatangkan wisatawan mancanegara, sehingga dapat berkontribusi bagi ekonomi daerah tersebut.
Baginya peningkatan kualitas dari kegiatan balon udara dan kesadaran masyarakat untuk tidak menerbangkan secara liar, diharapkan menjadi tiket agar budaya itu bisa menjadi ajang berskala internasional.
Mengacu pada festival balon udara yang telah digelar di beberapa titik sejak 11 April 2024 dan puncaknya diselenggarakan pada 21 April, dengan 53 peserta, kunjungan wisatawan tidak saja dari Wonosobo, tetapi dari berbagai daerah, bahkan mancanegara, seperti Malaysia dan Prancis. Selama 11-20 April 2024, wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Wonosobo mencapai 189.550 orang.
Bahkan di puncak festival balon udara 2024, Disparbud Wonosobo mengestimasi jumlah pengunjung di atas 20 juta yang ingin menyaksikan keindahan pertunjukan tersebut.
Balon udara rata-rata diterbangkan dari pagi sekitar pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Kegiatan festival itu menguntungkan karena memiliki efek ganda bagi objek wisata di daerah itu.
Festival balon udara merupakan agenda yang sudah dimasukkan ke dalam kalender kegiatan di tingkat kabupaten, namun di pertengahan 2024 akan diselenggarakan kembali dengan bertajuk "Java Balloon Attraction 2024", yang masuk pada kalender Provinsi Jawa Tengah.
Sinergi semua pihak dalam menjaga keindahan pertunjukan balon udara di langit Wonosobo sangat dibutuhkan, sehingga dapat terus terjaga dan menjadi bagian dari warisan budaya dengan tidak mengganggu jalur udara.
Merawat keindahan warna warni Festival Balon Udara di langit Wonosobo
Oleh Muhammad Harianto Senin, 29 April 2024 16:12 WIB