Depok (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok Jawa Barat, mendorong warga untuk mengkonsumsi pangan secara beragam, guna memenuhi kebutuhan karbohidrat bagi tubuh.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Depok, Hermin Kusmiati di Depok, Senin mengatakan, saat ini pola konsumsi pangan penduduk Indonesia masih didominasi pada konsumsi nasi.
Sedangkan untuk konsumsi pangan seperti protein hewani, umbi-umbian, serta sayuran dan buah masih tergolong rendah.
"Penganekaragaman potensi berbasis kearifan lokal perlu kami dorong dan tingkatkan, karena saat ini semakin nyata dampak perubahan iklim global dan konversi lahan pertanian yang dapat mempengaruhi kapasitas produksi pangan domestik dan global," ujarnya.
Dikatakannya, untuk mendukung pemerintah dalam upaya menciptakan konsumsi pangan berbasis kearifan lokal, masyarakat bisa mengganti konsumsi nasi dengan karbohidrat lainnya seperti umbi-umbian dan kacang-kacangan.
Ia menjelaskan negara Indonesia ini kaya akan sumber karbohidratnya, terdapat 77 jenis karbohidrat seperti talas, ubi, kentang, jagung, gembili, ganyong dan masih banyak lagi. Tanaman tersebut bisa kita budidayakan sendiri dan tidak membutuhkan perawatan khusus.
Dia menambahkan, pola konsumsi pangan masyarakat yang belum Beragam, Bergizi, Seimbang, Aman dan Halal (B2SAH) akan mempengaruhi aspek kesehatan.
Dengan adanya sosialisasi dan upaya-upaya yang dilakukan Pemkot Depok, diharapakan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengonsumsi pangan B2SAH sesuai dengan potensi di wilayah masing-masing.
"Dengan mengedepankan potensi yang ada, akan ada dua keuntungan yaitu, nilai tambah untuk petani, yang kedua sumber karbohidrat yang dihasilkan memiliki nilai gizi yang lebih baik untuk masyarakat. Umbi-umbian memiliki indeks glikemik yang rendah dibanding beras," ujarnya.
Pemkot Depok Dorong Warga Konsumsi Pangan Beragam
Senin, 17 April 2017 13:47 WIB
Dengan mengedepankan potensi yang ada, akan ada dua keuntungan yaitu, nilai tambah untuk petani, yang kedua sumber karbohidrat yang dihasilkan memiliki nilai gizi yang lebih baik untuk masyarakat.