Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Dr. H. Serian Wijatno mengingatkan agar perayaan Imlek tahun 2024 harus menjadi momentum perekat persatuan bangsa karena peringatan Imlek kali ini diadakan bertepatan di tengah hangatnya suhu politik menjelang Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden/Wakil Presiden RI.
"Pada tahun ini, kita merayakan Imlek pada suasana turbulensi politik, yang sering disebut sebagai tahun politik," katanya menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Selasa tentang Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili bertepatan pada 10 Februari 2024.
Serian mengajak semua pihak harus berdoa dan menjaga agar di tahun politik ini persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga dan karenanya Imlek yang memiliki nilai luhur dalam menjunjung persatuan dan kebajikan harus dijadikan momentum untuk merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
Serian berharap agar isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) tidak dijadikan komoditas politik dalam Pemilu maupun Pilpres 2024 ini.
Karena, lanjut Serian yang juga Wakil Ketua Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) ini mengingatkan bahwa perayaan Imlek sejatinya adalah merayakan kebhinnekaan dalam kedamaian.
"Di negeri ini, Imlek tidak hanya menjadi renungan bagi orang-orang Tionghoa tetapi juga oase bagi mereka yang meyakini kedamaian dan kebaikan sebagai tujuan interaksi antar-manusia. Sebab makna Imlek melintasi batas-batas etnis dan agama karena telah menjadi bagian dari interaksi antar-budaya," katanya.
Untuk itu, dia mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan momentum Imlek di tahun Naga Kayu ini sebagi simbol kebersamaan dan persatuan bangsa.*
Ketum PITI H.Serian Wijatno: Imlek 2024 simbol persatuan bangsa
Selasa, 6 Februari 2024 10:51 WIB
Pada tahun ini, kita merayakan Imlek pada suasana turbulensi politik, yang sering disebut sebagai tahun politik.