Jakarta (Antara Megapolitan) - Kartika Dewi (23), warga Kemang, Bekasi yang mobilnya tenggelam di kolong tol Cikunir berencana menggugat PT Jasa Marga, PT Tol Lingkar Luar Jakarta, Kementerian BUMN dan Badan Pengatur Jalan Tol ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Gugatan rencananya akan didaftarkan Rabu (22/2) di PN Jakpus, demikian disampaikan kuasa hukumnya David Tobing kepada Antara di Jakarta, Selasa malam.
Tuntutannya menghukum PT Jasa Marga untuk menyediakan dan mengoperasikan pompa penyedot air di ruas-ruas jalan rawan banjir, CCTV, lampu penerangan dan perangkat yang mendeteksi secara dini.
Selain itu, juga menginformasikan ruas-ruas jalan yang tidak dapat dilalui karena berpotensi bahaya, juga mobil derek, mobil patroli dan mobil ambulans yang beroperasi 24 jam penuh.
Penggugat juga meminta agar menteri BUMN memecat dan memberhentikan direksi dan komisaris PT Jasa Marga dan komisaris PT Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta dan menghukum perusahaan itu untuk mengakhiri perjanjian jasa pengoperasian, pengamanan dan pemeliharaan aset proyek JORR dengan PT Jalan Tol lingkar Luar Jakarta.
"Menghukum PT Jasa Marga dan dan PT Jalan Tol Lingkar Luar membayar ganti rugi materil," katanya.
Kartika Dewi menjadi korban banjir di kolong tol tersebut pada Selasa dinihari saat selepas kendaraan yang dikendarainya ke luar pintu tol Cikunir 4. Tanpa ada pemberitahuan dari petugas pintu tol, kendaraannya terjebak di genangan air setinggi 1 meter dalam keadaan gelap gulita.
"Kejadiannya pukul 05.07 WIB, anak saya Kartika Dewi terjebak banjir posisinya 100 meter dari pintu tol Cikunir 4, Bekasi," kata ayah Kartika Dewi yang juga eks wartawan televisi nasional, Tian Bahtiar.
Ia menceritakan, peristiwa itu bermula saat kendaraan roda empat Innova warna hitam Nomor Polisi B1401 KZU, dari Bandara Halim Perdanakusumah menuju Jati Asih. Saat ke luar tol, tidak ada pemberitahuan dari petugas bahwa kondisi kolong jembatan dalam keadaan terendam.
Sehingga saat kendaraan anaknya masuk kolong jembatan langsung terjebak banjir. "Kondisi jalan gelap, mobil tidak bisa mundur dan maju, anak saya beberapa menit terjebak," katanya.
"Dalam keadaan panik dan menangis dia menelepon saya, saya beritahu untuk matikan mesin dan ke luar dari kaca jendela," katanya.
Saat itu, air sudah memenuhi dashboard, anak saya akhirnya bisa ke luar mobil, katanya.
"Dia berteriak minta tolong ke pengendara mobil lain, namun tidak ada yang membantu. Mungkin karena gelap atau takut, dengan mengendarai motor saya dan istri menembus banjir menjemput anak saya itu," katanya.
Ia menyesalkan sikap petugas jalan tol dari Jasa Marga dan PJR yang ada di lokasi, yang tidak memberikan informasi kondisi kolong jembatan. "Mereka hanya berkumpul di pos tol saja," katanya.
Saya harapkan adanya perhatian dan tanggung jawab Jasa Marga karena hal ini menyangkut keselamatan jiwa masyarakat pengguna jasa tol, katanya.