Sukabumi (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Sukabumi, Jawa Barat, meminta kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pusat membuat aturan agar hasil tambang seperti pasir dan air minum dalam kemasan (AMDK) diangkut dengan kereta api.
"Hilir mudik kendaraan berat yang mengangkut hasil tambang dan AMDK untuk dibawa ke wilayah DKI Jakarta sangat meresahkan kami, karena selain membuat kemacetan dan rawan kecelakaan juga mempercepat kerusakan jalan," kata Wali Kota Sukabumi M Muraz kepada Antara di Sukabumi, Minggu.
Menurut dia, pihaknya atau Pemkot Sukabumi tidak punya wewenang untuk mengatur arus distribusi khususnya kedua jenis barang tersebut, karena wewenangnya ada di tangan Pemprov Jabar dan pusat.
Namun, imbasnya dirasakan oleh Kota Sukabumi, seperti kondisi jalan provinsi dan nasional yang mudah rusak karena sering dilalui oleh kendaraan bertonase besar yang mengangkut pasir dan AMDK yang tidak sebanding dengan daya tahan jalan.
Bahkan, tidak sedikit kendaraan yang mengangkut barang dengan tonase berlebih sehingga menambah cepat kerusakan jalan. Selain itu, dengan melintasnya kendaraan besar tersebut tidak membuat untung Kota Sukabumi karena tidak adanya pemasukan untuk kas daerah.
Belum lagi saat ini ada pabrik semen milik investor Thailand yang berada di wilayah Kabupaten Sukabumi, tetapi untuk mendistribusikan barangnya tersebut harus melewati jalan-jalan yang ada di Kota Sukabumi.
Selain itu, pihaknya juga tidak bisa menarik restribusi dari kendaraan-kendaraan besar yang melintas wilayahnya, karena bisa dianggap pungutan liar.
Bahkan, dari hasil penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD), setiap harinya ada 3 ribu kendaraan besar melintasi Kota Sukabumi.
"Sudah seharusnya hasil tambang dan AMDK tersebut diangkut oleh KA, karena jalur kereta saat ini sudah kembali aktif baik yang menuju Bogor, Cianjur maupun Bandung," katanya.
Muraz mengatakan, dengan memanfaatkan jalur KA untuk angkutan barang tersebut, selain bisa mengurangi beban jalan, juga untuk mengurangi dampak kemacetan yang terjadi di Sukabumi khususnya di wilayah utara yang merupakan jalur penghubung dengan Bogor.
Salah satu penyebab kemacetan yang terjadi saat ini, selain masalah pabrik yang berdiri di pinggir jalan nasional, kendaraan berat sangat mempengaruhi terhadap arus lalu lintas.
Hasil Tambang Dan AMDK Harus Diangkut KA
Minggu, 18 Desember 2016 21:29 WIB