Damaskus (Antara/Xinhua-OANA/Antara Megapolitan) - Militer Suriah pada Sabtu (3/12) mendesak warga sipil yang kehilangan tempat tinggal mereka agar kembali ke daerah yang telah dibebaskan belum lama ini oleh militer di Kota Aleppo, Suriah Utara.
Militer Suriah telah membuat kemajuan dalam perang melawan gerilyawan di kota tersebut, kata kantor berita resmi Suriah, SANA.
Pemerintah telah memulai proses perbaikan di daerah yang direbut kembali oleh militer di bagian timur Aleppo, yang sebelumnya dikuasai pemerintah, kata satu pernyataan yang disiarkan oleh SANA.
Baru-baru ini, pasukan keamanan Suriah dan petempur sekutunya merebut kembali bagian utara Aleppo Timur, sebagai bagian dari serangan yang dilancarkan militer dan petempur sekutunya untuk merebut kembali semua daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo Timur.
Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia pada Sabtu mengatakan militer telah menguasai 60 persen daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo Timur, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi. Sedikitnya 300 orang telah tewas sejak militer melancarkan serangan terhadap Aleppo Timur pada pertengahan November.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) belum lama ini menyatakan tak kurang dari 30.000 warga sipil menyelamatkan diri dari Aleppo Timur menuju daerah yang dikuasai pemerintah di Aleppo Barat dalam beberapa hari belakangan.
Pada Sabtu pagi, militer Suriah merebut kembali permukiman penjting Tariq Al-Bab, sehingga memungkinkan pasukan militer mengamankan jalan menuju Bandar Udara Internasional Aleppo, yang telah tak beroperasi belum lama ini dan diubah menjadi pangkalan militer.
Militer Suriah juga merembut kembali Permukiman Karm At-Tarab di bagian selatan Aleppo Timur, sehingga menewaskan banyak gerilyawan.
Sebagai tandingan atas kemajuan militer, gerilyawan terus menembakkan bom mortir dan roket rakitan ke Aleppo Barat, sehingga menewaskan lima orang dan melukai 29 orang lagi pada Sabtu, kata SANA.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Suriah Fahed Fraij mengunjungi Aleppo pada Sabtu dan memeriksa sejumlah posisi militer di Aleppo serta pinggirannya.
Tindakan tersebut dilakukan saat para ahli Rusia dilaporkan telah tiba di Pangkalan Udara Hmaimim di Kota Latakia, Suriah, untuk ikut dalam pembersihan ranjau dari daerah yang direbut kembali di Aleppo Timur.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan banyak ahli akan ikut dalam misi mereka.
Sementara perang berkecamuk di Aleppo, Staffan de Mistura, Utusan Khusus PBB untuk Suriah, pada Sabtu mengatakan ia berharap "suatu jenis formula" dapat ditemukan guna menghindari "pertempuran mengerikan" di Aleppo.
"Saya merasa itu akan menjadi pertempuran yang mengerikan dan berakhir saat Natal-Tahun Baru. Saya berharap pertempuran akan berlangsung, bahwa akan ada sejenis formula," kata de Mistura dalam satu taklimat di Roma.
Militer Suriah menyatakan akan mendesak dilanjutkannya operasi sampai semua daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo Timur direbut kembali. Gerilyawan merebut Aleppo Timur pada 2012, dan pasukan pemerintah baru-baru ini melakukan pengepungan di daerah itu sebelum melancarkan serangan luas bagi perebutannya kembali.
Organisasi Kemanusiaan menyuarakan peringatan bahaya mengenai kondisi 250.000 orang yang tinggal di Aleppo Timur, sementara pemerintah berjanji akan memperbaiki kondisi mereka yang dimukimkan kembali di daerah yang dikuasai pemerintah.
Penerjemah: Chaidar.
Warga Sipil Suriah Diimbau Pulang Kampung
Minggu, 4 Desember 2016 11:55 WIB
Militer Suriah telah membuat kemajuan dalam perang melawan gerilyawan di kota tersebut.