Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyampaikan ada 6-8 warga negara Indonesia di Sudan yang masih diupayakan untuk dikeluarkan Pemerintah Republik Indonesia dari Sudan menuju titik aman.
Direktur Jenderal Protokoler dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Andy Rachmianto saat ditemui di Lanud Halimperdanakusuma, Jakarta, Senin, menyampaikan bahwa sebanyak 6-8 WNI itu bukan bagian dari 930 WNI yang telah dievakuasi pemerintah dari Sudan ke Jeddah.
“Kemarin, KBRI Khartoum menerima laporan, informasi ada beberapa WNI kita yang belum terdaftar saat kami memulai proses evakuasi,” kata Andy Rachmianto.
Walaupun demikian, KBRI telah menghimpun data-data WNI itu, dan saat ini Duta Besar RI untuk Sudan Sunarko tengah menyiapkan rencana evakuasi untuk mereka, kata Andy.
“Dubes kita di Khartoum sedang menyiapkan upaya agar mereka bisa segera kita keluarkan dari Sudan secepatnya,” kata dia.
Baca juga: Kedatangan 75 WNI di Lanud Halim akhiri evakuasi WNI dari Sudan
Di lokasi yang sama, pejabat Kementerian Luar Negeri RI itu menyampaikan ada dua titik aman yang menjadi tujuan evakuasi WNI sebelum mereka dipulangkan ke Tanah Air, yaitu di Jeddah, Arab Saudi, dan di perbatasan Sudan, dan Mesir.
“Ada beberapa warga kita yang kami keluarkan melalui perbatasan Sudan dengan Mesir. Nanti kedutaan besar kita di Kairo yang akan melakukan pemulangan dari Kairo menuju Jakarta pada kesempatan pertama,” kata Andy Rachmianto.
Kementerian Luar Negeri RI bekerja sama dengan beberapa kementerian/lembaga dan TNI mengevakuasi 930 WNI dari Port Sudan. Dari jumlah itu, sebanyak 823 WNI telah dipulangkan ke Indonesia melalui tiga tahap kepulangan dari Jeddah menuju Jakarta menumpang pesawat komersial dan Pesawat Boeing 737 A-7305 TNI AU.
Baca juga: Ini negara-negara yang sibuk mengevakuasi warganya dari Sudan
Sementara itu, sebanyak 107 WNI lainnya yang saat ini ada di Jeddah dijadwalkan kembali ke Tanah Air menumpang pesawat komersial.
TNI dalam misi evakuasi di Sudan mengerahkan sebanyak 39 prajurit yang merupakan kru penerbang TNI AU, prajurit pasukan elite Satbravo 90 Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI AU, dokter, BAIS TNI, dan Puspen TNI. Tim evakuasi itu dipimpin Kolonel Pnb Noto Casnoto.
Di Lanud Halim Perdanakusuma, tim evakuasi merampungkan misi mereka setelah memulangkan 75 WNI dari Jeddah ke Indonesia.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyambut kedatangan para WNI dan tim evakuasi.
“Total (evakuasi) yang kami laksanakan di TNI AU sudah empat penerbangan dari Sudan melalui Port Sudan menuju Jeddah bolak-balik. WNI yang kami bawa khususnya oleh pesawat TNI AU sejumlah 344 orang, dan ada 15 warga negara asing (WNA) yang kebetulan memohon bantuan kepada Kementerian Luar Negeri RI untuk dapat diangkut menuju Jeddah,” kata Marsekal Fadjar di Lanud Halimperdanakusuma, Jakarta, Senin.
Baca juga: Kemensos fasilitasi perlindungan sosial bagi 385 WNI dari Sudan
Sebanyak 15 WNA yang diangkut Tim Evakuasi TNI dari Port Sudan menuju Jeddah, di antaranya berasal dari Australia, Sudan, dan Djibouti.
“Syukur Alhamdulilah pelaksanaan penjemputan warga negara dan saudara-saudara kita ini berjalan lancar. Ini adalah berkat hasil kerja sama semua pihak, khususnya Kementerian Luar Negeri melalui kedutaan di sana dan KBRI Jeddah serta TNI yang bertugas di sana,” kata Kasau.
Konflik bersenjata pecah di Sudan sejak 15 April antara militer Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF). Ketegangan mulai muncul saat ada upaya melebur RSF menjadi bagian dari militer Sudan.
Pertempuran terjadi sebagian besar di Ibu Kota Sudan, Khartoum, dan meluas ke wilayah sekitar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan akibat konflik bersenjata itu lebih dari 400 orang meninggal dunia, dan lebih dari 4.000 warga luka-luka.
Misi evakuasi WNI di Sudan berlangsung saat militer Sudan dan kelompok paramiliter menyepakati gencatan senjata selama beberapa hari yang pada 30 April 2023 diperpanjang sampai selama 72 jam.
Kemlu: Pemerintah masih berupaya keluarkan 6-8 WNI dari Sudan menuju titik aman
Senin, 1 Mei 2023 17:43 WIB
Kemarin, KBRI Khartoum menerima laporan, informasi ada beberapa WNI kita yang belum terdaftar saat kami memulai proses evakuasi.