Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian mengantisipasi musim kemarau ekstrem atau El Nino dengan memanfaatkan infrastruktur air demi menjaga ketahanan pangan.
"Kita harus melakukan upaya antisipasi perubahan iklim terutama saat kemarau nanti," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Jakarta, Minggu.
Kemarau seperti yang sudah BMKG prakirakan, akan terjadi secara ekstrem atau El Nino sehingga perlu diwaspadai.
"Terutama pada bulan Agustus yang diprediksi menjadi puncak musim kemarau tahun ini," katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Ali Jamil mengatakan, terkait dengan ancaman El Nino Agustus mendatang, Kementan menyiapkan berbagai antisipasi kekeringan, antara lain, mendorong petani untuk ikut program asuransi usaha tani padi (AUTP), mengerahkan gerakan serbu El Nino melalui penggunaan pompa air di wilayah-wilayah rentan kekeringan dengan memanfaatkan sumber-sumber air yang ada.
Tahun 2023 ini Ditjen PSP juga menyiapkan alokasi bantuan alat mesin pertanian seperti traktor roda 4 (800 unit), traktor roda 2 (4.745 unit), dan pompa air 1.900 unit untuk seluruh Indonesia.
Kementan juga akan mengalokasikan embung sekitar 500 unit, perpompaan 629 unit, perpipaan 250 unit, RJIT 3.213 unit, sebagai salah satu bentuk antisipasi El Nino," tuturnya.
Baca juga: Jelang musim kemarau, BMKG imbau masyarakat tampung air hujan
Baca juga: BMKG: Delapan persen wilayah Indonesia masuk musim kemarau pada akhir April 2023