Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan tiga langkah untuk mengembangkan amonia sebagai salah satu langkah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Nugroho Christijanto mengatakan, langkah pertama adalah kolaborasi dan kerja sama dengan beberapa pelanggan pemilik teknologi, di mana Pupuk Indonesia sudah mulai menjalankan melalui kerja sama dengan TOYO Engineering Corporation hingga Mitsui & Co Ltd.
"Kami punya kerja sama dengan TOYO dan perusahaan lainnya seperti Mitsui karena mereka sudah memiliki teknologi, sedangkan Pupuk Indonesia memiliki sarana prasarana yang diperlukan," kata Nugroho lewat keterangannya di Jakarta, Senin.
Langkah kedua adalah dengan melakukan kolaborasi bersama pelaku industri untuk mengatasi kebutuhan bersama. Kolaborasi itu bisa dilakukan dengan cara saling bertukar produk yang dibutuhkan oleh masing-masing.
Baca juga: Pupuk Indonesia bidik 1.000 kios komersil pasarkan pupuk non subsidi beroperasi pada 2023
"Contohnya apa yang bisa ditukarkan dengan produk kita. Jadi dalam saat yang sama kita bisa mematuhi sasaran dekarbonisasi," kata Nugroho.
Langkah terakhir adalah pentingnya kolaborasi antarekosistem yang lebih luas. Misalnya, melalui kerja sama dengan beberapa perusahaan di lintas sektor seperti kelautan hingga energi.
"Ketiga kolaborasi antarekosistem yang lebih luas. Saya meyakini kami tidak bisa menghindari bahwa amonia akan menjadi sumber energi masa depan dan akan dikonsumsi bukan hanya yang kita ketahui sekarang, tapi dalam industri maritim dan sebagainya," ujar Nugroho.
Melalui tiga langkah tersebut, diharapkan penggunaan amonia bisa semakin masif di berbagai bidang, sehingga bisa membantu pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Pada akhirnya, target Net Zero Emission pada tahun 2060 bisa tercapai.
"Jadi kami berusaha untuk mengurangi mendekarbonisasi apa yang sudah kami miliki dari pabrik amonia kami, dari pembangkit listrik kami dan juga fasilitas lain yang mengeluarkan emisi rumah kaca," kata Nugroho.