Wina (ANTARA) - Sejak Oktober 2022, OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, telah memangkas produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari hingga akhir 2023, dan Rapat Komite Pemantauan Menteri Gabungan (JMMC) OPEC+ secara virtual pada Rabu (1/2) waktu setempat merekomendasikan tetap pada kebijakan itu, di tengah prospek ekonomi global yang tak pasti.
"Mendesak semua negara yang berpartisipasi untuk mencapai kepatuhan penuh dan mematuhi mekanisme kompensasi," demikian pernyataan OPEC.
Pemangkasan produksi minyak 2 juta barel per hari itu sama dengan pengurangan sekitar 2 persen dari permintaan minyak global tahunan.
JMMC terdiri atas menteri perminyakan dari negara-negara OPEC+. Hasil rapat komite Itu tidak memiliki kekuatan pengambilan keputusan tetapi memberikan rekomendasi kebijakan untuk pertemuan tingkat menteri OPEC+, badan pembuat keputusan kelompok itu.
Badan tersebut juga memiliki wewenang untuk meminta tambahan pertemuan tingkat menteri OPEC+ kapan saja untuk membahas perkembangan pasar, menurut OPEC.
Telah dijadwalkan pertemuan JMMC pada 3 April 2023.
Baca juga: Perusahaan minyak besar bohong soal perubahan iklim, kata Sekjen PBB
Baca juga: OPEC diduga pertahankan pandangannya permintaan minyak dunia akan meningkat lebih lama
Baca juga: Harga minyak dunia melonjak akibat ekspektasi pengurangan produksi OPEC+
Komite OPEC+ rekomendasikan ikut kebijakan produksi minyak
Kamis, 2 Februari 2023 9:16 WIB