Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Sebanyak lima desa di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, telah menyelesaikan program desa presisi yang menjadi proyek percontohan data desa presisi pemerintah pusat.
Implementasi program nasional tersebut dilaksanakan di Desa Pantai Harapan Jaya, Desa Pantai Mekar, Desa Pantai Sederhana, Desa Pantai Bahagia, dan Desa Jayasakti.
"Desa-desa di Kecamatan Muaragembong itu kini sudah memiliki data desa Presisi per kepala keluarga," kata Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan di Cikarang, Rabu.
Dia mengatakan setiap keluarga di desa-desa itu saat ini sudah dilengkapi data tempat tinggal, batas desa, ekonomi, sosial, infrastruktur, pendidikan, serta data terkait lain yang dimutakhirkan setiap tiga bulan menggunakan aplikasi data desa presisi.
"Update data presisi dilakukan petugas survei yang sudah dibekali pelatihan khusus dan dibantu perangkat desa serta pengurus karang taruna setempat," katanya.
Pemerintah Kabupaten Bekasi berencana melakukan pendataan serupa di wilayah lain setelah menyelesaikan program uji coba di Kecamatan Muaragembong tersebut.
"Pastinya ini akan berkelanjutan. Lima desa tadi ditunjuk pemerintah pusat sebagai pilot project program ini. Selanjutnya kita akan melakukan penyusuran ke kecamatan-kecamatan lain," katanya.
Baca juga: Bekas Kantor Kecamatan Muaragembong Bekasi diubah jadi fasilitas desa wisata
Dani menjelaskan data desa presisi memiliki total 170 informasi desa yang masuk dalam "Big Data Desa" untuk mendapatkan data potensial bagi kepentingan pembangunan baik skala daerah maupun nasional.
Data presisi ini selanjutnya akan digunakan sebagai dasar pemerintah mengambil kebijakan sebab di dalamnya terdapat monografi desa secara detil hingga menyangkut spesifikasi bangunan rumah berikut kondisi fisik bangunan setiap kepala keluarga.
"Ada istilah Good Data Good Decision, Bad Data Bad Decision dan No Data, No Decision. Jadi kalau kita ingin keputusan baik dan tepat harus memiliki data lengkap. Sejauh ini sudah banyak sekali anggaran dikucurkan tapi mengapa masih ada yang miskin, ada yang menganggur? Itu kan indikasi bahwa mungkin kurang tepat sasaran, makanya harus diperbaiki dari data," ucapnya.
Sebagai langkah awal pembentukan data presisi di wilayah sasaran berikutnya dibutuhkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sehingga proses pengumpulan data oleh perangkat desa maupun petugas survei bisa berjalan efektif dan efisien.
"Perangkat desa pun akan ikut serta membantu para numerator bekerja untuk input data, membuat peta digital, hingga mengolah data," kata dia.
Baca juga: Sambut Hari Jadi ke-72, Pemkab Bekasi gelar Gebyar Desa