Bandung (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat menyatakan ada 2.816 hewan ternak berkuku belah seperti sapi potong, sapi perah, domba dan kambing di wilayah itu tertular virus yang menyebabkan penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat Moh Arifin Soedjayana, Sabtu mengatakan secara populasi jumlah hewan ternak berkuku belah yang tertular PMK tersebut tidak signifikan.
Akan tetapi, lanjut Arifin, secara jumlah kota kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang terdeteksi hewan berkaki belah tertular cukup signifikan.
Baca juga: Mentan: 16 provinsi terjangkiti PMK dan 20.723 ekor sakit per 22 Mei 2022
Menurut dia hingga saat ini sudah ada hewan berkuku belah di 20 kota kabupaten di Jabar yang diketahui telah tertular PMK.
Arifin mengatakan hewan ternak berkuku belah yang terpapar PMK di wilayah Jawa Barat ada di Kabupaten Garut.
"Itu ditemukan pertama kali di Garut pada 7 Mei lalu kemudian merembet ke Tasikmalaya dan Banjar kini menjadi 20 kota kabupaten," kata dia.
Baca juga: Pemkab Bogor buka tujuh posko pantauan kasus PMK
"Jumlah itu terdiri dari 97 kecamatan dari 627 kecamatan atau 15,47 persen dengan total 125 desa kelurahan atau 2,09 persen dari 5.957 desa kelurahan di Jabar," lanjut Arifin.
Dari 2.816 hewan berkuku belah tersebut dilakukan beberapa penanganan seperti dipotong paksa, diobati dan ada juga yang mati.
"Untuk tingkat kesembuhannya 6,85 persen ada 193 ekor yang mati 33 ekor atau 2,45 persen," ujarnya.
Baca juga: Peternak Sukabumi optimistis permintaan hewan kurban tidak terganggu isu PMK
Lebih lanjut ia mengatakan dengan angka-angka tersebut, PMK di wilayah Jawa Barat masih terkendali dan yang terpenting saat ini pihaknya tetap hadir melakukan pendampingan di tingkat kota kabupaten.,
Ada 2.816 hewan ternak berkuku belah di Jabar tertular PMK
Sabtu, 28 Mei 2022 21:26 WIB

Tangan seorang petugas kesehatan hewan Tapin membuka mulut sapi untuk memeriksa indikasi PMK (ANTARA / HO Kepala Dinas Pertanian Tapin Wagimin/Fauzi)
Itu ditemukan pertama kali di Garut pada 7 Mei lalu kemudian merembet ke Tasikmalaya dan Banjar kini menjadi 20 kota kabupaten.