Jerusalem (Antara/Xinhua-OANA/Antara Megapolitan) - Seorang remaja Israel tewas dan beberapa orang lainnya menderita akibat gelombang panas, kata bagian gawat darurat rumah sakit dalam satu pernyataannya. Remaja berusia 18 tahun itu meninggal akibat hipertemia selama perjalanan di Kota Tua Jerusalem.
Zaki Heller, Juru Bicara Magen David Adom (Palang Merah Israel) mengatakan petugas paramedis berusaha menyelamatkan nyawa remaja tersebut setelah ia jatuh pingsan. Namun ia meninggal tak lama setelah sampai di Rumah Sakit Sha'arei Tzedek di Jerusalem.
Selain di Jerusalem, di permukiman Yahudi di Tepi Barat Sungai Jordan, Ma'ale Adumim, seorang pekerja bangunan yang berusia 59 tahun juga menderita hipertemia dan nyawannya sangat terancam, demikian dikutip Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu. Ia saat ini dirawat di rumah Sakit Hadassah Har Hatozfim.
Tiga perempuan pada Selasa mengalami dehidrasi ringan sampai sedang selama perjalanan di Gurun Judea, yang terletak di Jerusalem Timur, Tepi Barat, dan juga diungsikan ke Rumah Sakit Hadassah Har Hatozfim.
Satu bayi yang berusia satu tahun dibawa pada Senin ke Rumah Sakit Ziv di Kota Safed di bagian utara Israel dalam kondisi kritis. Ia menderita dehidrasi setelah perjalanan keluarga di Lembah Hula di Israel Utara. Ayah bayi tersebut juga menderita dehidrasi sedang.
Gelombang panas saat ini mulai terjadi pada Minggu dan dipkerirakan berlanjut sampai akhir pekan, dengan temperatur mencapai 40 derajat Celsius di beberapa daerah.
Layanan Darurat Magen David merawat lebih dari 160 orang yang terpengaruh gelombang panas, dan lebih dari 80 orang yang pingsan selain 14 orang lagi yang menderita dehidrasi, kata Zaki Heller kepada Xinhua.