Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi lanjut terkoreksi dipicu pasar yang mengantisipasi terjadinya gelombang kedua pandemi COVID-19.
Pada pukul 9.45 WIB rupiah melemah 160 poin atau 1,14 persen menjadi Rp14.180 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.020 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan rupiah berkonsolidasi selama empat hari belakangan ini sehingga penguatannya tertahan.
"Kelihatannya pelaku pasar keuangan global mulai mengantisipasi risiko second wave penyebaran wabah karena pembukaan ekonomi, seperti yang terjadi di AS dan beberapa negara lain," ujar Ariston.
Selain itu pasar juga merespons negatif pernyataan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), pada Kamis (11/6) dini hari lalu yang pesimis ekonomi global akan cepat pulih pasca pandemi.
The Fed mengatakan masih akan memberikan stimulus ke perekonomian hingga 2022 mendatang.
Baca juga: Emas bangkit 19,1 dolar AS, akibat aksi jual saham global
Pagi ini aset-aset berisiko seperti indeks saham terlihat negatif. Mata uang emerging markets rata-rata melemah terhadap dolar AS.
"Yield obligasi AS tenor 10 tahun terlihat tertekan turun kembali ke kisaran 0,67 persen yang mengindikasikan banyak pelaku pasar mencari aman di obligasi AS," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah hari ini masih akan bergerak melemah di kisaran Rp13.900 per dolar AS dan potensi pelemahan ke Rp14.150 per dolar AS.
Pada Kamis (11/6) lalu, rupiah melemah 40 poin atau 0,29 persen menjadi Rp14.020 per dolar AS dari sebelumnya Rp13.980 per dolar AS.
Rupiah lanjut terkoreksi dipicu pasar antisipasi gelombang kedua pandemi
Jumat, 12 Juni 2020 11:17 WIB
Pada pukul 9.45 WIB rupiah melemah 160 poin atau 1,14 persen menjadi Rp14.180 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.020 per dolar AS.