Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis, diprediksi menguat usai bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) menahan suku bunga acuan.
Pada pukul 9.09 WIB, rupiah bergerak melemah 5 poin atau 0,04 persen menjadi Rp13.649 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya di level Rp13.644 per dolar AS.
"Sikap bank sentral AS yang masih mempertahankan kebijakan longgar akan membantu penguatan rupiah terhadap dolar hari ini," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Harga emas sedikit menguat, meski saham AS memperpanjang reli Kamis pagi
The Fed memberikan sinyal akan meneruskan penyuntikan dana ke pasar via repo seperti yang dilakukan sejak awal September 2019.
Hal itu dilakukan The Fed sebagai upaya untuk menekan suku bunga antarbank turun.
Baca juga: Jokowi: Upaya evakuasi WNI di Wuhan hadapi kendala isolasi
Sementara itu, tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun kembali turun ke kisaran 1,58 persen setelah keputusan The Fed tersebut.
"Hanya saja kekhawatiran terhadap wabah virus corona masih akan menjadi beban untuk aset berisiko seperti rupiah," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini bergerak di kisaran Rp13.600 per dolar AS hingga Rp13.650 per dolar AS.
Rupiah diprediksi menguat seusai The Fed tahan suku bunga
Kamis, 30 Januari 2020 10:47 WIB
Pada pukul 9.09 WIB, rupiah bergerak melemah 5 poin atau 0,04 persen menjadi Rp13.649 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya di level Rp13.644 per dolar AS.