Bogor (ANTARA) - Ribuan peserta terlibat dalam arak-arakan bendera merah putih raksasa yang merupakan bagian dari rangkaian helatan Festival Merah Putih (FMP) 2019. Peserta yang datang dari berbagai elemen masyarakat itu tampak antusias menggenggam dan membawa bendera dengan panjang 117 meter tersebut dari Plaza Balaikota Bogor hingga Lapangan Pusdikzi, Jalan Sudirman, Kota Bogor, Minggu (18/8/2019)
Raut semangat tidak hanya terlihat dari para peserta, tetapi juga warga yang sedang menikmati Car Free Day (CFD) di sepanjang jalur yang dilintasi. Selain bendera raksasa, rangkaian juga dimeriahkan drumband, liong barong, pencak silat, sepeda onthel, pawai pakaian adat nusantara dan lain sebagainya.
“Tidak ada yang lebih istimewa dari pada mengarak mengusung bersama-sama Bendera Raksasa 117 meter oleh kita semuanya dan hanya ada di Kota Bogor tercinta. Tidak ada yang lebih istimewa lagi tahun ini untuk pertama kalinya mengarak bendera dengan pakaian adat Nusantara,” ungkap Bima.
Bima Arya dalam kesempatan tersebut mengenakan baju adat Dayak (Kalimantan), sementara Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengenakan pakaian adat Melayu dan Ketua Pelaksana FMP 2019 Awaluddin Sarmidi dengan baju adat Sulawesi Selatan.
“Kalau Ketua Panitia memakai baju Bugis karena memang Sulawesi Selatan. Wali Kota memakai baju Dayak karena berbicara masa depan. Bicara Ibu Kota masa depan Indonesia di Kalimantan. Wakil Walikota memakai baju Melayu, saya tidak tahu kenapa. Mungkin ada masa lalu tersimpan di sana,” ujar Bima, lalu membuat hadirin tertawa.
“Jadi, terima kasih untuk semuanya, terima kasih untuk semangatnya. Merdeka dalam bhinneka, merdeka untuk sejahtera, sekali merdeka tetap merdeka!,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Komandan Korem 061/Suryakancana Kolonel Inf. Novi Helmy mengungkapkan kirab bendera bertujuan untuk membangkitkan semangat nasionalisme dan kebhinekaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Ini kegiatan yang positif yang digagas dari teman-teman Bogor Bersahabat. Harapan kita merah putih di dada kita, NKRI di dada kita, pancasila di dada kita. Asa kita adalah Bhinneka Tunggal Ika, satu untuk Indonesia. Mengarak bendera raksasa ini juga sebagai simbol gotong royong dan persatuan,” ujar Danrem.
Sedangkan Kapolresta Bogor Kota Komisaris Besar Polisi Hendri Fiuser menyatakan FMP 2019 menunjukan kepada semua mengenai semangat kebangsaan, semangat nasionalisme di tengah keanekaragaman budaya, suku, agama, dan berbagai latar belakang lainnya.
“Kita bersatu di sini, bahwa kita satu, Indonesia merah putih merupakan semangat kita bersama. Ini juga merupakan salah satu bentuk perayaan Hari kemerdekan yang ke-74 di Kota Bogor. Kita menyajikan ke masyarakat, bahwa di Kota Bogor ini di tengah keanekaragaman, di tengah banyaknya perbedaan-perbedaan, namun kita tetap satu,” katanya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana FMP 2019 Awaluddin Sarmidi mengatakan kegiatan tersebut sudah berlangsung selama empat tahun terakhir dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI.
“Dan kita juga bersyukur bahwa FMP merupakan salah satu dari tiga kegiatan besar yang ada di Kota Bogor. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa berlangsung seterusnya. Saya juga perlu laporkan bahwa, FMP tahun ini ada 18 rangkaian yang dilaksanakan. Sebelumnya sudah ada lomba gerak jalan baris berbaris, lomba melukis dan baca puisi, lomba kuliner, bazar dan beberapa atraksi menarik lainnya. Untuk hari ini tercatat ada 41 elemen masyarakat terlibat, baik dalam unsur TNI/Polri hingga berbagai komunitas hadir di sini,” pungkasnya.
Bendera merah putih raksasa diarak, simbol kebersamaan dalam keberagaman
Selasa, 20 Agustus 2019 9:30 WIB
Tidak ada yang lebih istimewa dari pada mengarak mengusung bersama-sama Bendera Raksasa 117 meter oleh kita semuanya dan hanya ada di Kota Bogor tercinta.