Bekasi (Antara) - Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Jawa Barat, mengintensifkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk di wilayah setempat guna mengantisipasi siklus demam berdarah dengue (DBD).
"Penanganan yang paling bagus adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan gerakan 3M (menutup, menguras, mengubur)," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Anneu Nurchandarani di Bekasi, Senin.
Menurut dia, pemberantasan sarang nyamuk terus dilakukan pihaknya dengan melibatkan masyarakat dan petugas posyandu di masing-masing kelurahan dan kecamatan.
"Kalau memang ada kasus, kemudian dilakukan penyelidikan epidemologi dan ternyata benar ada jentik nyamuk, baru kita lakukan fogging di daerah tersebut," ujarnya.
Menurut Anneu, fogging atau pengasapan tersebut baru bisa dilakukan pihaknya bila sudah mendeteksi adanya korban dan lokasi rawan. Hal ini sesuai dengan ketentuan World Health Organization (WHO).
"Kalau kita lakukan fogging dahulu sebelum muncul kasus, akan percuma saja karena hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentiknya masih bisa berkembang dan menetas," katanya.
Hal yang patut diwaspadai, kata dia, adalah kemungkinan terjadinya siklus lima tahunan DBD yang terakhir terjadi pada tahun 2006 terulang.
"Faktor perubahan cuaca ekstrem bisa mengakibatkan tren peningkatan penyakit," ujarnya.
Menurut Anne, pada awal 2012 terdapat kurang dari 110 kasus DBD di wilayah setempat. Kondisi itu relatif stabil bila dibandingkan saat yang sama pada tahun 2011.
"Tahun ini masih relatif stabil, jumlah pastinya belum saya data pada bulan ini," katanya.
Anne mengaku bahwa pihaknya telah mengimbau setiap kelurahan agar kembali mengaktifkan peran juru pemantau jentik (jumantik) ke setiap rumah-rumah warga.
Utamanya yang berada di Kecamatan Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Bekasi Timur, dan Rawalumbu yang selama ini merupakan daerah rawan kasus DBD.
Dinkes Bekasi intensifkan PSN berantas DBD
Senin, 9 September 2013 10:58 WIB

Nyamuk penyebab DBD (antara)
"Faktor perubahan cuaca ekstrem bisa mengakibatkan tren peningkatan penyakit,"