Depok (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) meraih peringkat Healthy University Rating 5-Stars Plus, predikat tertinggi yang diberikan ASEAN University Network–Health Promotion Network (AUN-HPN).
Pencapaian ini menandai komitmen UI dalam membangun lingkungan kampus yang sehat, aman, dan mendukung produktivitas sivitas akademika.
Rektor UI Prof. Heri Hermansyah dalam keterangannya di Depok, Minggu mengatakan pencapaian UI ini merupakan bagian dari transformasi kampus menuju institusi modern yang mengutamakan kesejahteraan warganya.
“Dengan sehat, UI bisa menjadi kampus yang unggul dan impactful. Karena itu, kami terus membudayakan gaya hidup sehat, olahraga, istirahat yang cukup, serta pola makan bergizi,” ujar Prof. Heri.
Peringkat 5-Stars Plus dari AUN-HPN menempatkan UI sebagai salah satu universitas dengan pengelolaan kampus sehat terbaik di ASEAN.
Capaian ini sekaligus menguatkan posisi UI sebagai perguruan tinggi yang menaruh perhatian besar pada kesejahteraan komunitas akademiknya.
AUN-HPN menilai kampus-kampus di ASEAN melalui Healthy University Rating System, yang berlandaskan Healthy University Framework (HUF).
Framework tersebut dikembangkan untuk mendorong universitas di kawasan ASEAN menjadi institusi yang unggul dalam implementasi promosi kesehatan.
Tahun ini, UI dinilai berhasil menunjukkan penerapan komprehensif di seluruh aspek yang menjadi indikator AUN-HPN.
Dalam kategori sistem dan infrastruktur, UI dinilai memiliki fondasi kebijakan yang kuat. Melalui Peraturan Rektor Nomor 26 Tahun 2025, UI menegaskan komitmen terhadap pengelolaan kesejahteraan kampus yang mencakup kesehatan fisik dan mental, keselamatan, keamanan, kesiapsiagaan, serta kelestarian lingkungan.
“Kebijakan ini menjadi kerangka kerja utama dalam menyediakan sarana dan prasarana kesehatan, fasilitas ramah disabilitas, serta integrasi promosi kesehatan ke dalam kurikulum dan riset,” tambahnya.
Kebijakan nol toleransi
Pada kategori nol toleransi (zero tolerance), UI dinilai konsisten menerapkan kampus bebas asap rokok serta bebas alkohol dan obat terlarang. Penegakan aturan ini dilakukan melalui sosialisasi, edukasi kesehatan, pemasangan materi kampanye di area kampus, hingga kegiatan pengawasan yang melibatkan berbagai unit kerja.
Menurut Heri, kebijakan tersebut tidak hanya bersifat normatif, tetapi juga menjadi budaya sehari-hari di lingkungan UI.
“Kampus harus menjadi ruang yang sehat agar sivitas UI melahirkan karya-karya terbaik,” katanya.
Promosi kesehatan
Di kategori promosi kesehatan (health promotion), UI mengembangkan berbagai program yang menyasar mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Kajian kesehatan mental dilakukan secara rutin sebagai dasar penyusunan program intervensi.
UI juga melatih Peer Counselor and Health Educator (PCHE) bagi mahasiswa serta fasilitator kesehatan untuk staf dan dosen guna memperkuat dukungan psikologis di tingkat komunitas kampus.
Selain itu, UI memperluas akses kegiatan olahraga melalui penyediaan fasilitas, pembentukan kelompok olahraga, hingga penyelenggaraan kompetisi seperti FISIP Badminton Cup, fun run di berbagai fakultas, dan kegiatan olahraga rutin lainnya.
Pemeriksaan Kesehatan Gratis (CKG) yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Kota Depok juga dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan warga UI. Informasi seluruh kegiatan tersebut disebarkan melalui e-mail blast agar menjangkau seluruh sivitas.
Prof. Heri mengatakan bahwa kesehatan adalah modal penting bagi UI dalam membangun produktivitas dan kreativitas. Ia mengajak seluruh warga kampus untuk mengenali kondisi kesehatannya masing-masing dan berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.
“Setiap warga UI harus menjadi penggerak budaya hidup sehat. Ini bukan hanya program institusi, tetapi juga komitmen bersama untuk masa depan yang lebih baik,” ujar Prof. Heri.
