Jakarta (ANTARA) - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni memastikan upaya restorasi Taman Nasional Tesso Nilo akan terus dilakukan, dengan fokus awal di lahan seluas 31 ribu hektare untuk menjaga habitat para satwa di dalamnya termasuk gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus).
"Proses restorasi Taman Nasional Tesso Nilo terus dilakukan. Kita terus bekerja untuk memastikan Domang dan kawan-kawan rumahnya tidak diganggu dan mereka bisa hidup di alam bebas," ujar Menhut Raja Juli Antoni dalam pernyataan terkonfirmasi dari Jakarta, Jumat.
Sebagai bentuk upaya restorasi, Menhut Raja Juli telah melakukan penanaman dalam peninjauan di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau pada hari ini. Hal serupa juga sudah dilakukan Wakil Menteri Kehutanan (Wamenhut) Rohmat Marzuki dalam peninjauan beberapa pekan lalu.
Baca juga: Kementerian HAM siap tindak lanjuti rekomendasi Komisi XIII DPR terkait konflik Tesso Nilo
Baca juga: Komisi XIII DPR tolak rencana relokasi warga yang bermukim di TN Tesso Nilo Riau
Dia menyebut, restorasi akan fokus dilakukan dengan luasan 31 ribu hektare, yang nantinya akan berkembang menjadi 80 ribu hektare di Taman Nasional Tesso Nilo.
"InsyAllah sesegera mungkin sudah dimulai, Pak Wamen kemarin sudah tiga minggu yang lalu sudah memulai proses restorasi kawasan Tesso Nilo, rencananya 511 hektare. Kemarin saya juga insyaallah sudah ada komitmen 7 ribuan lagi yang akan ditanam. Insyaallah di 31 ribu ini dulu nih yang kita restorasi jadi fokus utama, nanti pelan-pelan bisa ke 80 ribuan taman nasional seperti yang ada di SK terakhir,” ujar Menhut.
Menhut mengatakan Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) untuk mengembalikan Tesso Nilo sebagai habitat gajah Sumatera.
Mengakui mengetahui adanya resistensi dari masyarakat, dia menyebut persoalan yang terjadi di Tesso Nilo bukan merupakan persoalan yang baru saja muncul.
Baca juga: Relokasi warga Tesso Nilo langgar HAM
Ia menyebut dengan pendekatan persuasif, nantinya pada Desember sebanyak 394 KK akan direlokasi ke lokasi yang sudah disiapkan. Menhut memastikan bahwa Taman Nasional Tesso Nilo merupakan rumah bagi gajah Sumatera sehingga perlu dijaga secara bersama-sama.
“Kami tau ada resistensi dari masyarakat namun dengan pendekatan persuasif selama 5 bulan terakhir, Insyaallah paling lambat pertengahan Desember kita akan mulai merealokasi teman-teman yang ada terutama di 31 ribu hektar di kawasan inti," katanya.
Tidak hanya itu, warga juga akan pindah ke tempat yang memang akan dilegalkan untuk mereka.
"Tapi sekali lagi bukan di Taman Nasional yang sudah ditetapkan pemerintah sebagai Taman Nasional dan juga rumah bagi Gajah Sumatera yang memang kondisinya sangat memprihatinkan," tambahnya.
Menhut mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan masyarakat dan warganet yang terus menyuarakan dan membantu restorasi Taman Nasional Tesso Nilo.
