Kuala Lumpur (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Malaysia Dato' Indera Hermono menilai Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, khususnya di luar negeri, memiliki peran penting dalam melakukan diseminasi atau penyebaran informasi, sekaligus menjadi penyeimbang atas kabar-kabar yang beredar di media sosial.
Hal tersebut diutarakan Dubes Hermono dalam wawancara khusus dengan Antara di Kuala Lumpur, Malaysia, akhir Oktober 2025, menjelang akhir masa baktinya sebagai duta besar.
"Kita harapkan kebijakan-kebijakan – baik itu kebijakan pemerintah Malaysia, maupun kebijakan KBRI – ini kita berharap Antara ini bisa menjadi corong, sarana untuk mengkomunikasikan mengenai apa yang terjadi di Malaysia, mengenai kebijakan-kebijakan yang ada di Malaysia," ujar Dubes Hermono.
Dia mengatakan, di wilayah Kuala Lumpur saat ini, Antara merupakan satu-satunya media arus utama Indonesia yang masih memiliki biro perwakilan. Menurutnya, warga Indonesia di luar negeri sangat membutuhkan media untuk mengetahui kebijakan pemerintah, baik di negara penempatan maupun di tanah air.
“Mereka yang memiliki keluarga di sini atau berencana bekerja di Malaysia memerlukan informasi yang benar. Jadi peran media sangat penting,” katanya.
Dia lebih lanjut menyatakan, saat ini perkembangan media sosial sangat pesat, di mana informasi dapat dengan mudah disebarkan dan diperoleh oleh publik. Namun informasi di media sosial banyak juga yang menyesatkan atau tidak benar.
Dalam hal ini, dia menilai media, khususnya ANTARA di Kuala Lumpur, dapat menjadi penyeimbang atas informasi-informasi yang beredar di media sosial tersebut.
"Banyak informasi menyesatkan. Misalkan, (informasi) mereka (bisa) pulang melalui jalur belakang gratis, kerja di sini gampang, dan macam-macam. Nah, justru kita ingin media-media mainstream, apalagi yang resmi, bisa menjadi balancing, penyeimbang informasi dari media-media sosial seperti TikTok, Facebook, yang banyak ditemui di situ informasi menyesatkan," kata dia.
Menurut Hermono, tidak semua warga Indonesia, pengguna media sosial, mampu menilai apakah berita atau informasi di media sosial itu benar atau salah, masuk akal atau tidak, hingga akhirnya mereka tertipu informasi di media sosial.
Baca juga: DPR minta Antara, TVRI dan RRI diseminasi informasi pariwisata Bali
Baca juga: LKBN ANTARA dan jejak Sekolah Rakyat di Haluan Merah Putih
Baca juga: Menteri Kesehatan minta Antara terus sebarkan soal CKG
