Bogor (Antaranews Megapolitan) - Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah (HMIT) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Seminar Nasional “Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan”, bertempat di Auditorium Toyib Hadiwidjaja, Kampus IPB Dramaga, Bogor (10/14). Dekan Fakultas Pertanian IPB, Dr. Ir. Suwardi, M.Agr, dalam sambutannya mengatakan bahwa pertanian dan lingkungan merupakan dua hal yang sangat berkaitan erat namun sering terjadi kontradiksi antara keduanya.
“Ini dikarenakan pengembangan pertanian sering diasosiasikan dengan perusakan lingkungan. Berkaitan dengan hal tersebut, pengembangan pertanian di lahan gambut sangat kental dengan isu-isu lingkungan yang beredar. Maka, di seminar ini akan dijelaskan oleh pembicara yang hadir mengenai bagaimana pengembangan lahan gambut di bidang pertanian dengan tetap mempertahankan atau menjaga kelestarian lingkungan,” kata Dr. Ir. Suwardi.
Pada tahun 1970-1980 lahan gambut digunakan untuk pengembangan transmigrasi di Indonesia. Di waktu tersebut gambut yang banyak digunakan adalah gambut yang dangkal dan digunakan untuk menanam tanaman padi. Namun, banyak mengalami kegagalan karena kandungan mineral dari gambut dangkal mudah hilang dan tidak sustain. Kemudian dengan berkembangnya teknologi, di tahun 1990 lahan gambut dapat dimanfaatkan untuk pengembangan hutan tanaman industri (HTI) dan perkebunan kelapa sawit.
“Dahulu, lahan gambut tidak begitu dilirik untuk pengembangan HTI dan perkebunan sawit karena pengembangannya cukup sulit dan belum menemukan teknologi yang tepat. Kini dengan adanya teknologi di era revolusi industri 4.0, pengembangannya lebih mudah karena adanya teknologi yang memadai. Di era ini juga, kita dapat melihat perkembangan-perkembangan pertanian dunia. Jika kita tidak secara cepat untuk mengembangkan lahan-lahan marjinal di Indonesia, tidak dapat dipungkiri jika suatu saat nanti kita akan mengimpor bahan-bahan pangan dari negara lain. Dengan teknologi, kita dapat menghemat biaya sehingga terciptalah efisiensi produksi dan produk-produk pertanian menjadi dapat bersaing di pasar global. Era 4.0 bukan eranya berkompetisi, tapi eranya bekerja sama antara bidang pertanian dan bidang kehutanan,” urai Dr. Ir. Suwardi.
Pembahasan mengenai gambut dalam seminar dibagi menjadi tiga topik bahasan. Pembahasan pertama dibawakan oleh Dr. Ir. Basuki Sumawinata, M.Agr, dosen di Divisi Pengembangan Sumberdaya Fisik Lahan Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan (ITSL) IPB, dengan topik “Pemahaman Sifat Tanah Gambut untuk Menunjang Pengelolaan Lahan Gambut”. Pembahasan kedua melihat dari sudut pandang industri yang dibawakan oleh Dian Novarina, M.Sc selaku APRIL’s Deputy Director of Stakeholder Engagement, dengan topik “Best Practice, Pengelolaan Hutan dan Lahan Gambut Berkelanjutan di Indonesia”. Pembahasan ketiga dibawakan oleh Dr. Bandung Sahari, SP.,M.Si selaku Senior Vice President PT. Astra Agro Lestari, Tbk, dengan topik “Pengelolaan Gambut Bertanggung Jawab untuk Sawit Berkelanjutan.”.
Sebagai penutup talkshow, Ir. Heru Pulunggono, MAgr.Sc, dosen dari Divisi Kimia dan Kesuburan Tanah Departemen ITSL IPB selaku moderator memberikan kesimpulan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengelolaan lahan gambut.
Pertama, penting mengetahui karakteristik dari lahan gambut tersebut agar dapat mengetahui bagaimana proses pengelolaan selanjutnya. Kedua, penggunaan lahan gambut dengan melakukan feasibility studies. Tidak hanya melihat karakteristik lahan, namun juga aspek sosial dan ekonomi. Ketiga, diperuntukkan bagi calon atau ahli-ahli ilmu tanah untuk melihat apakah peraturan mengenai budidaya lahan gambut telah berkesesuaian dengan aspek ilmiah. Jika aturan tersebut belum sesuai, maka berikan saran dengan bukti-bukti yang kongkret kepada pemegang kebijakan.
“Pengelolaan gambut yang berkelanjutan bukan tidak mungkin untuk dilakukan, karena itu merupakan tugas kita semua,” ujar Ir. Heru Pulunggono.(KR/Zul)
Peduli lahan gambut, Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah IPB gelar Seminar Nasional
Jumat, 19 Oktober 2018 9:52 WIB
Pengelolaan gambut yang berkelanjutan bukan tidak mungkin untuk dilakukan, karena itu merupakan tugas kita semua.