Jakarta (ANTARA) - Mampukah Timnas sepakbola Indonesia melenggang di semifinal bahkan mencapai final ASEAN Cup 2024, dengan memastikan mendapat posisi di dua teratas Grup B?
Tampaknya itu menjadi pertanyaan para pecinta sepakbola saat ini, terlebih Indonesia mengalami kekalahan 0-1 pada laga ketiga, saat melawan Vietnam di Stadion Viet Tri, Hanoi, pada Minggu (15/12) lalu.
Setelah meraih tiga poin pada laga perdana Myanmar, Senin (9/12) lalu, Indonesia tak mampu mengulangi hasil yang sama pada dua laga berikutnya. Sebelum dikalahkan Vietnam, skuad muda Garuda juga ditahan imbang 3-3 Laos di Stadion Manahan, Solo, Kamis (12/12). Dengan koleksi empat poin di posisi kedua klasemen sementara Grup B dari tiga pertandingan, tiga poin di bawah Vietnam dari tiga pertandingan dan mengoleksi poin yang sama dengan Myanmar di posisi ketiga, pelatih Shin Tae-yong tetap yakin Indonesia akan berlaga ke semifinal.
Shin Tae-yong boleh saja optimistis. Namun, pria 54 tahun itu juga perlu waspada karena bisa saja, skuad belia yang dibawanya, dengan minimnya jam terbang internasional, akan kesulitan memenuhi ekpektasi publik.
Laga berikutnya, Timnas melawan Filipina di Stadion Manahan, Surakarta, pada Sabtu (21/12) wajib menang, bila Indonesia ingin merawat asa peluang melenggang ke semifinal, atau final sekalian.
Baca juga: Timnas Indonesia gelar latihan perdana Stadion Sriwedari untuk lawan Filipina
Selain harus meraih tiga poin, skema lain menuju ke semifinal adalah tidak kalah melawan Filipina. Hitung-hitungan ini akan tercapai apabila Myanmar kalah melawan Vietnam pada laga terakhirnya.
Kabar baiknya, permainan timnas Indonesia meningkat saat melawan Vietnam di Stadion Viet Tri, Minggu (15/12) lalu. Shin Tae-yong melakukan pendekatan berbeda dari dua laga awal dengan menerapkan formasi 3-5-2 atau 5-3-2 dalam transisi bertahan melawan Vietnam.
Pola bertahan Indonesia terlihat lebih kompak dan terorganisir. Sofascore mencatat, saat bertahan, tim Garuda melakukan 19 kali tekel dan 33 sapuan. Jumlah ini lebih baik dari melawan Laos saat bermain imbang 3-3 di Stadion Manahan.
Dony Tri Pamungkas dan Kadek Arel menjadi pemain paling sibuk di belakang dalam hal sapuan dengan masing-masing 10 sapuan. Posisi kedua ditempati oleh pemain debutan Maulana dengan empat sapuan. Sementara soal tekel, pemain tertua Indonesia di turnamen ini, Asnawi Mangkualam mengemas lima tekel selama bermain penuh sebagai bek sayap kanan. Di belakang pemain Port FC itu, ada Fikri, Maulana, dan Dony dengan tiga tekel.
Di pertandingan terakhir nanti, tidak ada alasan lagi dari Shin Tae-yong untuk tidak menurunkan susunan pemain terbaiknya. Sebagai pelatih dengan label Piala Dunia di buku catatan sejarahnya, tiga pertandingan di ASEAN Cup pastinya sudah cukup bagi Shin Tae-yong menilai secara jeli kualitas-kualitas pemainnya, baik bagaimana skill mereka, bagaimana visi bermain, ketahanan fisik, hingga siapa-siapa yang mentalnya kurang.
Pertandingan melawan Filipina adalah panggung yang tepat menunjukkannya karena ini bisa menjadi laga terakhir, sekaligus menjadi awal dari perjalanan yang lebih besar.
Cahya Supriadi di posisi kiper, serta Muhammad Ferarri, Kadek Arel, dan Dony Tri Pamungkas di trio bek tengah, sudah membuktikan diri bahwa mereka adalah bagian penting di lini pertahanan. Kiper dan tiga bek muda ini bisa dibantu oleh dua pemain yang kenyang pengalaman di tim utama, Pratama Arhan sebagai bek sayap kiri dan Asnawi Mangkualam sebagai bek sayap kanan.
Di lini tengah, mungkin Shin Tae-yong bisa mencoba memainkan duo Arema FC, Arkhan Fikri dan Achmad Maulana. Fikri yang selalu bermain sebagai starter, tampak cukup nyetel tandem bersama Maulana yang dua tahun lebih tua darinya.
Tim Garuda mendapatkan amunisi tambahan setelah Marselino Ferdinan yang absen melawan Vietnam bisa bermain kembali. Pemain Oxford United itu bisa diberikan peran seperti ketika dirinya mencetak dwigol melawan Arab Saudi. Saat itu, pemain 20 tahun itu bermain di lini tengah di area sebelah kiri.
Walaupun turnamen ini menjadi ajang cari pengalaman pemain-pemain muda Indonesia yang dipersiapkan untuk SEA Games 2025 dan Piala Asia U-23 2026, tentu mereka tetap menginginkan hasil terbaik agar kegagalan menembus babak empat besar pada edisi 2007, 2012, 2014, dan 2018 tidak terulang.
Baca juga: Gol Quang Haiantar Vietnam memimpin 1-0 atas Indonesia