Batam (ANTARA) - Setiap pagi hari, di halaman Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Batam, suasana tampak berbeda sejak program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai berjalan.
Terdapat 227 anak dengan berbagai kebutuhan khusus, seperti tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa, tuna wicara dan autisme, berkumpul di tengah lapangan untuk menunggu dibagikan ompreng dan menikmati makan bersama.
Di balik rutinitas yang sudah dibangun selama tiga pekan terakhir, terdapat proses pembelajaran penuh makna, dengan edukasi, koordinasi serta kebersamaan antarpelajar dan guru.
Wakil Kepala Kesiswaan SLBN Batam Sulastri mengemukakan program tersebut menjadi kesempatan bagi guru-guru untuk mengajarkan anak mengenai bahan makanan dan pola makan sehat.
Sudah pukul 9.00 nampan MBG telah dibagikan kepada anak-anak yang duduk bersama dalam kelompok-kelompok kecil. Ada yang duduk di halaman sekolah berlingkar, ada yang duduk bersama orang tua murid di teras sekolah, ada pula yang pergi ke kelas untuk menyantap makanan.
Tumpukan nampan yang disimpan di ruang tengah perlahan diambil dan dibagikan kepada anak-anak yang menunggu dengan sabar.
Anak-anak itu sangat menikmati makanan yang disediakan. Guru dan orang tua ikut memastikan semua makanan segar dan aman, sebelum dimakan oleh siswa.
Kegiatan makan bersama itu menjadi sarana interaksi sosial yang penting. Anak-anak belajar berbagi tempat, belajar menunggu giliran, mencuci tangan sebelum makan, bahkan belajar membereskan peralatan makan, setelahnya.
Bagi anak-anak, momen makan bersama dalam program MBG itu menjadi waktu belajar yang menyenangkan.
Sulastri kerap mendatangi kelompok anak tuna rungu dan mengajak mereka berkomunikasi lewat bahasa isyarat.
"Ini apa? Apel," ujarnya, sambil memperagakan gerakan tangan.
Anak-anak pun mengikuti, menirukan isyarat untuk tempe, sayur, atau lauk lain di piring mereka.
Di sinilah kegiatan makan berubah menjadi kesempatan edukasi dan pembelajaran bagi anak-anak untuk mengenali makanan dan mengingat nama-namanya dan bahasa isyarat, serta menumbuhkan kebiasaan sehat.
Selain manfaat pendidikan, program MBG ini juga membawa dampak sosial dan ekonomi karena tidak semua keluarga murid mampu menyediakan makanan bergizi setiap hari.
Dengan adanya MBG, anak-anak dari keluarga ekonomi menengah ke bawah bisa merasakan gizi yang lebih seimbang dengan adanya buah, sayur, dan sumber protein yang mungkin jarang mereka dapati di rumah.
Baca juga: Kesiapan SPPG penuhi sertifikasi dari pemerintah demi keamanan MBG
