Makassar (ANTARA) - Bunda Literasi Kota Makassar Melinda Aksa meluncurkan program “Gerakan Satu Masjid Satu Perpustakaan” guna mengembalikan fungsi masjid sebagai tempat untuk menimba ilmu.
Kegiatan ini dirangkaikan dengan peresmian Perpustakaan Masjid Anny Mujahidah Rasunnah, bertepatan dengan momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H.
“Kami ingin menjadikan masjid sebagai rumah ilmu, tempat masyarakat tidak hanya memperdalam ibadah, tetapi juga memperluas wawasan melalui buku dan bacaan yang bermanfaat," ujar Melinda di Masjid Anny Mujahidah Rasunnah, Makassar, Sulsel, Rabu (10/9)..
Melinda menegaskan bahwa gerakan ini merupakan langkah strategis untuk menumbuhkan budaya literasi. Menurutnya, masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pembelajaran, pembinaan, dan pencerahan umat.
Program “Satu Masjid Satu Perpustakaan” diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam meningkatkan minat baca generasi muda.
Dengan dukungan para pengurus masjid, pemerintah, dan masyarakat, gerakan ini akan diperluas ke berbagai masjid di Kota Makassar.
Dalam kegiatan tersebut, Melinda juga menyampaikan apresiasi kepada pengurus Masjid Anny Mujahidah Rasunnah yang menjadi pionir dalam menghadirkan perpustakaan di lingkungan masjid.
Ia berharap langkah ini dapat menginspirasi masjid-masjid lainnya untuk ikut serta membangun ekosistem literasi di kota Daeng.
“Mari kita jadikan momentum Maulid Nabi Muhammad SAW ini sebagai pengingat untuk meneladani akhlak beliau yang cinta ilmu. Semoga gerakan ini menjadi amal jariyah bagi kita semua dalam membumikan literasi di Kota Makassar,” tutupnya.
Sementara itu, Andi Darna selaku Ketua Majelis Taklim Anny Mujahidah Rasunnah juga menyampaikan rasa syukur atas peresmian perpustakaan masjid.
“Dengan dukungan Bunda Literasi Kota Makassar, perpustakaan ini akhirnya bisa hadir di tengah jamaah. Harapan kami, perpustakaan ini tidak hanya jadi tempat menyimpan buku, tetapi juga menjadi ruang belajar bersama bagi anak-anak, remaja, dan masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Program ini sekaligus menjadi wujud nyata sinergi antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat dalam membangun generasi yang cerdas, berakhlak, dan cinta ilmu.
"Melalui langkah kecil dari Masjid Anny Mujahidah Rasunnah, semoga literasi semakin membumi dan menjadi budaya yang mengakar di setiap sudut Kota Makassar," ujarnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua MT Anny Mujahidah Rasunnah Hj Andi Darna, pengurus masjid, tokoh masyarakat, serta jamaah yang antusias menyambut peresmian perpustakaan ini.
Kementerian Agama membuka program Bantuan Operasional Perpustakaan Masjid 2025 melalui platform Elektronik Literasi Pustaka Keagamaan Islam (ELIPSKI) hingga 30 September 2025.
Bantuan operasional yang diberikan berupa dana tunai yang dapat untuk memenuhi kebutuhan perpustakaan masjid, seperti penambahan koleksi buku, pembelian komputer, mebeler, fasilitas internet, pendingin ruangan, dan berbagai sarana penunjang lainnya.
"Dengan bantuan ini, kami ingin memperkuat fungsi masjid sebagai pusat informasi dan edukasi keagamaan yang dapat meningkatkan kualitas umat," ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag Arsad Hidayat di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan perpustakaan masjid merupakan jantung pembelajaran di masjid sehingga melalui bantuan ini masjid semakin berdaya sebagai pusat informasi dan edukasi.
Syarat pengajuan bantuan itu, masjid memiliki kepengurusan perpustakaan yang resmi ditetapkan ketua pengurus masjid/takmir, ruangan perpustakaan yang aktif dan layanan yang berjalan.
Baca juga: Kemenag revitalisasi perpustakaan masjid pada 2025
Selain itu, rekening bank aktif atas nama perpustakaan masjid, tidak mendapat bantuan dengan jenis yang sama dari Kementerian Agama selama dua tahun terakhir, dan terdaftar di aplikasi ELIPSKI dan memiliki ID masjid di Sistem Informasi Masjid (SIMAS) Kemenag.
Pemohon juga harus menyiapkan proposal lengkap yang terdiri atas surat permohonan kepada Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, surat rekomendasi dari kantor wilayah atau kantor Kemenag kabupaten/kota,
Selain itu, surat keputusan pengurus perpustakaan masjid yang ditandatangani ketua pengurus masjid/takmir, rencana anggaran biaya, foto ruangan perpustakaan masjid, serta buku rekening aktif atas nama perpustakaan masjid.
Operator ELIPSKI di tingkat provinsi dan kabupaten/kota akan mendampingi pengurus masjid untuk memastikan proses berjalan lancar.
Kementerian Agama akan terus mengupayakan agar masjid-masjid di seluruh Indonesia memiliki perpustakaan sebagai upaya meningkatkan literasi dan edukasi di kalangan masyarakat.
"Kami terus berupaya mengembangkan perpustakaan masjid sebagai pusat literasi dan edukasi bagi masyarakat," ujar Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin.
Kamaruddin mengatakan sekitar 845 perpustakaan masjid telah terdata di Elektronik Literasi Pustaka Keagamaan Islam (ELIPSKI).
Jumlah tersebut masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan jumlah masjid dan mushala yang terdata di Kementerian Agama. Jumlah masjid yang terdata di Kemenag saat ini adalah 307 ribu masjid dan 375 ribu mushala.
"Kami perlu mendata, sudah berapa persen masjid kita yang memiliki perpustakaan dan sudah dikunjungi berapa orang," ujar Kamaruddin.
Saat ini sudah tersedia 4.000 judul buku di perpustakaan masjid digital yang bisa diakses melalui ELIPSKI. Meski demikian, masih diperlukan identifikasi terkait buku-buku yang dibutuhkan masyarakat sebagai sumber rujukan berkualitas.
Kamaruddin mengatakan program ini juga ditargetkan untuk menjangkau masjid di pelosok Indonesia, yang sering kali menghadapi kendala dalam menyediakan bahan bacaan bermutu.
"Kemenag berharap perpustakaan masjid dapat menjadi pusat pengetahuan yang inklusif dan berkelanjutan. Kami berkomitmen untuk terus memperluas dan memperkaya koleksi perpustakaan masjid di seluruh Indonesia, baik melalui pengadaan buku fisik maupun digital yang berkualitas," kata dia.
Ia meminta perwakilan Kantor Wilayah Kemenag dan pengelola perpustakaan masjid seluruh Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, perpustakaan daerah, penerbit buku, hingga komunitas literasi untuk pemenuhan kebutuhan perpustakaan.
"Perpustakaan masjid ini merupakan salah satu ikhtiar untuk meningkatkan budaya literasi di kalangan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang minim akses terhadap perpustakaan umum," kata dia.
Program "1 Masjid 1 Perpustakaan"
Oleh Nur Suhra Wardyah Kamis, 11 September 2025 5:30 WIB
Bunda Literasi Melinda Aksa saat meluncurkan Program 1 masjid 1 perpustakaan di Makassar, Rabu (10/09/2025). ANTARA/HO-Humas Pemkot Makassar
