Gaza City, Palestina / Istanbu (ANTARA) - Kelompok pejuang Palestina, Hamas, Sabtu (19/7) menyambut baik kesepakatan internasional bersejarah yang dicapai di Kolombia untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel atas perang yang terus berlanjut di Jalur Gaza.
Kesepakatan itu diteken pada 16 Juli lalu dalam pertemuan darurat di Bogota, yang dihadiri lebih dari 20 negara guna merumuskan respons hukum dan diplomatik terhadap apa yang mereka sebut sebagai peningkatan pelanggaran Israel di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
Dalam pernyataannya, Hamas menyebut kesepakatan tersebut memuat langkah-langkah konkret, termasuk penghentian transfer senjata ke Israel, peninjauan kembali perjanjian bilateral, serta mendorong investigasi internasional atas dugaan kejahatan perang.
Hamas menilai kesepakatan itu sebagai sikap berani terhadap blokade dan kekejaman yang dialami warga Palestina di Gaza.
"Ini adalah ekspresi nyata dari kemarahan dunia pada saat krisis kemanusiaan di Gaza telah mencapai tingkat yang tak tertahankan akibat pembantaian, kelaparan massal, dan penolakan sistematis atas kebutuhan dasar," kata kelompok tersebut.
Hamas menyerukan kepada komunitas internasional yang lebih luas untuk memanfaatkan momentum ini dan bersama-sama berupaya mengisolasi penjajahan, mengungkap kejahatannya, dan memberlakukan sanksi lanjutan guna menghentikan genosida serta melindungi warga sipil yang tak berdosa.
Pertemuan di Bogota diselenggarakan oleh Kelompok Den Haag (Hague Group), sebuah koalisi hukum yang terdiri dari delapan negara – Kolombia, Afrika Selatan, Bolivia, Kuba, Honduras, Malaysia, Namibia, dan Senegal – yang dibentuk awal tahun ini di Belanda untuk meminta pertanggungjawaban Israel berdasarkan hukum internasional.
KTT tersebut juga dihadiri delegasi dari Turki, Brasil, Portugal, Aljazair, Lebanon, Oman, Uruguay, Bangladesh, Chile, Djibouti, Indonesia, Nikaragua, serta Saint Vincent dan Grenadines, bersama dengan sejumlah perwakilan Palestina.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Bantuan menumpuk, UNRWA desak Gaza segera dibuka
Baca juga: Hamas: Israel tak punya pilihan selain tukar tawanan
