Jakarta (ANTARA) - Grab Indonesia menghadirkan Grab Business Forum 2025 menyoroti pentingnya kemampuan beradaptasi di tengah dinamika pasar yang terus berubah.
Sebagai acara tahunan, Grab Business Forum 2025 mengangkat tema "Beyond Bolder: Navigating Changes, Driving Growth", berlangsung di Jakarta pada Kamis (8/5) dihadiri hampir 1.400 pengunjung dari lebih dari 800 perusahaan.
Agenda ini sebagai ruang dialog strategis yang mempertemukan pembuat kebijakan, pemimpin perusahaan, dan pemangku kepentingan dari berbagai sektor industri untuk mengulas ketahanan bisnis dan membangun pertumbuhan jangka panjang.
Country Managing Director, Grab Indonesia, Neneng Goenadi, menggarisbawahi pentingnya keberanian untuk bereksperimen dan cermat dalam mengembangkan strategi baru.
Baca juga: Grab sebut besaran biaya layanan aplikasi sesuai dengan regulasi pemerintah
"Di tengah pasar yang semakin dinamis, optimisme tetap menjadi relevan. Navigasi bisnis hari ini bukan soal menunggu kepastian, tapi bagaimana bertransformasi cepat lewat informasi data dan teknologi," kata Neneng, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, pada Selasa.
Menurut laporan World Economic Outlook 2025 dari IMF, pada April 2025, pertumbuhan ekonomi global 2025 diproyeksikan melambat ke angka 2,8 persen dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,3 persen, seiring eskalasi ketidakpastian kebijakan dan tensi geopolitik global.
Indonesia pun tidak luput dari dampaknya. Meski demikian, ekonomi Indonesia tetap memperlihatkan ketahanan relatif dan tumbuh positif. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2025 mencapai 4,87 persen.
Deputi Bidang Pengembangan Iklim dan Penanaman Modal, Kementerian Investasi dan Hilirisasi Republik Indonesia, Dr. Riyatno, S.H, LL.M menyampaikan investasi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia terbesar kedua sebesar 29,15 persen pada tahun lalu.
Baca juga: Aplikator ride hailing sambut baik inisiatif pemberian bonus hari raya untuk driver
Tahun ini, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai 130 miliar dolar AS atau 44 persen dari total proyeksi ekonomi digital di Asia Tenggara.
"Di tengah situasi yang penuh tantangan saat ini, ekonomi digital dan data center menjadi salah satu sektor industri prioritas yang berpotensi besar terhadap investasi," ujarnya.
Ia juga mendorong kolaborasi triple helix yakni sinergi antara pemerintah, industri, dan juga akademisi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Director of Grab For Business, Grab Indonesia, Roy Nugroho, menambahkan bahwa keberanian bereksperimen harus dibarengi dengan platform yang tepercaya untuk mendukung produktivitas, efisiensi, dan kontrol di perusahaan.
Baca juga: Grab umumkan bergabungnya GrabMaps sebagai penyedia data untuk Amazon Location Service
Grab For Business dan rangkaian solusi B2B dari Grab seperti GrabAds dan GrabMaps berperan untuk menyederhanakan operasional sehari-hari, mulai dari pengelolaan mobilitas, logistik, pengiriman makanan, kebutuhan pokok harian, sampai ke pengendalian biaya yang didukung dengan insight berbasis data.
Kolaborasi dengan perusahaan untuk menghadirkan pengalaman pengguna yang lebih optimal. "Dengan teknologi yang kami kembangkan serta adopsi AI, Grab membantu perusahaan meningkatkan kontrol, transparansi, dan kelincahan agar tetap kompetitif," lanjut Roy.