Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bekasi M. Yusuf Wibisono menyebutkan, penanganan persoalan pengangguran masih menjadi pekerjaan rumah jangka panjang yang membutuhkan komitmen bersama segenap pihak terkait.
"Kita akan diskusikan secara internal di Apindo. Apa langkah konkret yang bisa kita ambil, terutama dalam mengatasi pengangguran. Namun yang paling dibutuhkan adalah konsistensi dan komitmen bersama seluruh stakeholder," katanya di Cikarang, Jumat.
Ia mengatakan, penanganan persoalan pengangguran akan diformulasikan bersama Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Kabupaten Bekasi setelah resmi dibentuk dan disahkan pemerintah daerah setempat.
Apindo turut mendukung penuh kebijakan pemerintah daerah yang mendorong penyerapan tenaga kerja lokal bahkan dirinya mengaku sudah menggaungkan pentingnya kuota pekerja lokal di sektor industri jauh sebelum menjabat sebagai Ketua Apindo Kabupaten Bekasi.
"Saya mendukung agar putra daerah diserap lebih banyak. Tapi yang tak kalah penting adalah peningkatan kompetensi, budaya kerja dan etika kerja mereka," ucapnya.
Baca juga: Pemkab Bekasi menyambut baik gerakan 1.000 pengusaha mengajar
Baca juga: Pemkab Bekasi apresiasi Apindo luncurkan LPK-TKA satu-satunya di Indonesia
Pihaknya juga turut menyoroti isu pengupahan yang setiap tahun selalu menjadi perdebatan antara pengusaha dengan pekerja dan terkadang hingga mengakibatkan pemutusan hubungan kerja yang berdampak pada kenaikan angka pengangguran terbuka.
"Persoalan pengupahan ini selalu jadi topik hangat. Ini juga menyangkut citra pemerintah pusat maupun daerah. Perlu ada regulasi yang jelas dan tegas agar jadi win-win solusi bagi semua pihak," katanya.
Menyangkut iklim investasi, Yusuf menyebut Kabupaten Bekasi masih sangat menjanjikan. Namun ia tak menampik ada isu-isu seperti ormas dan pengelolaan limbah yang bisa mempengaruhi kenyamanan investor.
"Masalah ormas bukan hal baru, tapi harus segera diatur agar tidak berkembang liar dan merugikan citra daerah," katanya.
Baca juga: Apindo Bekasi: Komunikasi jadi kunci bangun Hubungan Industrial Pancasila
Ia juga menyoroti dampak kebijakan global termasuk perang dagang dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar yang mempengaruhi harga material impor hingga daya beli.
"Kenaikan dolar bisa mengakibatkan turunnya produksi, bahkan berujung pengurangan tenaga kerja. Ini bisa berdampak juga pada tingkat pengangguran," katanya.
Yusuf juga mengingatkan soal tantangan jangka panjang berupa otomatisasi dan perkembangan teknologi digital terhadap penggunaan sumber daya manusia di sektor industri.
"Robotik dan otomasi akan mengurangi tenaga kerja manusia. Maka kita perlu pikirkan skema second career bagi para pekerja," kata dia.(KR-PRA).