Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan bahwa Indeks Terorisme Global atau Global Terrorism Index (GTI) 2025 mencatat kemajuan positif yang dicapai Indonesia hingga saat ini.
Deputi Bidang Kerja sama Internasional BNPT Andhika Chrisnayudhanto menyampaikan hal tersebut ditunjukkan dengan posisi Indonesia yang berada pada level medium maupun low impacted by terrorism (terdampak rendah oleh terorisme) dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.
"Catatan posisi Indonesia dalam GTI memperkuat relevansi upaya penanggulangan terorisme yang telah dilakukan pemerintah Indonesia selama ini serta upaya pencegahan yang terus-menerus akan dilakukan," ujar Andhika dalam acara Diskusi Global Terrorism Index 2025, yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.
Meskipun upaya penanggulangan terorisme terus menunjukkan perkembangan yang signifikan, ia menuturkan pemerintah Indonesia meyakini bahwa terorisme tetap menjadi ancaman global yang persisten, sehingga perlu terus diatasi.
Maka dari itu, dirinya berharap seluruh pihak dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapan bersama guna mendorong koordinasi antarlembaga dan kerja sama lintas sektor serta memperkuat pendekatan seluruh masyarakat (whole of society) dan seluruh pemerintahan (whole of government) dalam upaya pencegahan serta penanggulangan terorisme.
Baca juga: BNPT-Kemendes PDT kolaborasi jaga desa
Baca juga: BNPT sebut tugas pencegahan terorisme kini semakin kompleks dan berat
Baca juga: BNPT-Muhammadiyah kolaborasi moderasi beragama
Berdasarkan GTI 2025, indeks Indonesia menurun menjadi level 4,17 ke peringkat 30 pada 2024 dari sebelumnya di peringkat 28 dari 163 negara. Adapun semakin rendah indeks terorisme suatu negara maka semakin rendah dampak terorismenya (skor 0-10).
Andhika tak menampik bahwa ancaman keseluruhan dari organisasi teroris di Indonesia terus menurun sepanjang 2024, yang mengindikasikan berkurangnya kapasitas operasional dari organisasi teroris yang ada.
"Selama dua tahun berturut-turut, Indonesia juga mengalami nol serangan teroris atau zero terrorist attack," ungkapnya.
Lebih lanjut pada Juni 2024, sambung dia, para pemimpin senior Jamaah Islamiyah (JI), yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, salah satu kelompok terbesar di Indonesia, pun secara terbuka telah mengumumkan pembubaran organisasi tersebut.
Dirinya menyebutkan berbagai respons telah bermunculan terhadap langkah tersebut, mulai dari pandangan positif sampai adanya kekhawatiran akan strategi baru kelompok itu.