Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan tidak memiliki rencana apapun untuk menangguhkan pemberlakuan tarif impor produk asing ke AS, tapi tetap terbuka terhadap tawaran negosiasi dari negara lain.
“Kami tak punya niat apapun ke arah itu,” ucap Trump saat merespons pertanyaan wartawan tentang kemungkinan menunda berlakunya tarif impor dalam konferensi pers bersama pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Senin.
“Sudah ada banyak, cukup banyak negara yang mau merundingkan kesepakatan dengan kami. Kesepakatan tersebut pasti akan jadi kesepakatan yang adil dan, dalam beberapa kasus, mereka akan membayar tarif yang cukup substansial,” kata Presiden AS.
Baca juga: Pasar saham anjlok akibat kebijakan tarif impor, Trump ibaratkan seperti minum obat
Baca juga: Tarif Trump dan peluang baru pariwisata Indonesia di tengah krisis
Rabu (2/4) lalu, Presiden Trump mengumumkan pemberlakuan tarif dasar minimum 10 persen untuk semua produk impor ke AS serta tarif impor resiprokal ke puluhan negara, termasuk ke mitra dagang terbesar AS seperti China dan Uni Eropa.
Lebih lanjut, Trump menyatakan telah berbincang dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba pada Senin pagi.
“Saya katakan satu hal padanya. Anda harus membuka negara Anda (untuk kami) karena mobil-mobil buatan kami sama sekali tak terjual – nol yang terjual – di Jepang, sementara mereka menjual jutaan mobilnya di negara kami,” kata Trump.
Baca juga: Trump ajak warga AS untuk kuat bertahan atas dampak tarif demi ekonomi luar biasa
Menurutnya, hampir semua negara mengincar negosiasi dengan AS, termasuk Israel yang produk-produknya dipungut tarif impor sebesar 17 persen. Namun untuk Israel, Trump berkata bahwa AS bisa jadi tak akan menurunkan nilai tarif impornya.
“Jangan lupa, kami sudah membantu Israel banyak sekali. Anda tahu, kami memberi dana kepada Israel hingga 4 miliar dolar AS per tahun. Itu jumlah yang sangat banyak,” ucap Presiden AS.
Merespons hal tersebut, Netanyahu berjanji akan mengurangi defisit perdagangan antara Israel dengan AS.
“Kami bermaksud melakukannya secepat kilat. Kami pikir ini adalah hal yang tepat untuk dilakukan, dan kami juga akan menghilangkan hambatan perdagangan,” kata dia.
Sumber: Anadolu