Bogor (Antaranews Megapolitan) - Hama wereng coklat dan virus padi masih menjadi ancaman pada 2018, kata Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Dr Suryo Wiyono.
"Kami berharap tidak terjadi ledakan wereng maupun virusnya, sehingga perlu dilakukan strategi yang tepat melalui pengendalian hama terpadu (PHT)," kata Suryo usai Seminar Nasional membahas hama wereng di Kampus Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Suryo mengatakan langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan dalam mengendalikan ledakan hama wereng adalah tidak melakukan penanaman padi secara terus menerus dalam satu lahan.
"Idealnya dalam satu tahun dilakukan dua kali penanaman, lahan perlu istirahat, mengembalikan ekosistemnya," kata dia.
Menurutnya masyarakat petani jangan sampai salah menterjemahkan kebijakan pemerintah untuk melakukan panen setiap hari yang diartikan dalam satu desa. Karena jika panen setiap hari satu desa bisa berbahaya munculnya hama dan virus.
"Kami setuju dengan kebijakan pemerintah panen setiap hari, tetapi jangan salah menerjemahkannya. Panen setiap hari dimaksudkan itu di sejumlah wilayah, bukan dalam satu daerah," katanya.
Ia mengatakan panen setiap hari dalam satu hamparan beresiko terjadi ledakan wereng. Serangan wereng pada tahun 2017 diprediksi kembali terjadi tahun ini terutama di daerah yang pernah terserang hama, daerah yang intensitas penanaman padinya tinggi, dan lahan yang banyak menggunakan pestisida yang dilarang.
"Tahun lalu ledakan hama wereng terjadi di 30 kabupaten, menggangu total produksi beras nasional sekitar 13 persen," katanya.
Suryo mengatakan diperlukan langkah strategis untuk mengendalikan ancaman ledakan wereng, baik langkah jangka pendek, menegah hingga jangka panjang.
Untuk langkah jangka pendek, masyarakat dapat melakukan penanaman dalam setahun dua kali, dan ada jeda penanaman. Selama masa jeda tersebut petani dapat mengelola lahannya selama dua tiga bulan dengan menanam kedelai atau jagung.
Sementara itu untuk langkah jangka panjang, Suryo menyarankan agar penerapan PHT dioptimalkan kembali sebagai langkah jangka menengah dan panjang dalam mengendalikan hama serta virus penyerang padi.
"Kami mendorong kembali pengaplikasian PHT, tidak ada jalan lain secara empiris dan ilmiah sudah terbukti. PHT itu kebijakan yang berbasis ilmu pengetahuan," kata Suryo.
Menurutnya PHT sangat kompatibel pada era saat ini, kalau pertanian tidak mengacu pada PHT atau ditinggalkan ancaman hama dan penyakit akan semakin serius terjadi dan semakin besar.
"Kesadaran terhadap PHT maupun pemahaman dan penerapatannya harus diperdalam lagi dan diperkuat," kata Suryo.
Wereng coklat masih menjadi ancaman pada 2018
Kamis, 22 Maret 2018 21:27 WIB
Idealnya dalam satu tahun dilakukan dua kali penanaman, lahan perlu istirahat, mengembalikan ekosistemnya.