Jakarta (ANTARA) - Film "Menuju Pelaminan" (The Road to Marriage) karya sineas lokal dari Rekam Films, sutradara Yuda Kurniawan dan penulis skenario Husein M Atmodjo menarik perhatian PT Produksi Film Negara (Persero)/ PFN karena nilai budayanya yang kuat serta daya tariknya bagi pasar yang lebih luas.
"Menuju Pelaminan" merupakan salah satu proyek film yang terpilih dalam 'Pitching Forum' Indonesia Film Financing (IFF), sebuah inisiatif PFN untuk menyeleksi dan mendukung film-film potensial dari sineas lokal.
"Kami melihat potensi besar dalam film ini karena mampu menghadirkan cerita yang relevan bagi masyarakat luas. 'Menuju Pelaminan' bukan sekadar film tentang pernikahan, tetapi juga tentang perjalanan dua keluarga dalam memahami perbedaan dan membangun kebersamaan. Kami percaya film ini akan menjadi bagian dari kebangkitan industri film Indonesia," ujar Project Leader IFF PFN Dirana Sofiah dalam rilis pers di Jakarta, Sabtu.
Menurut Sofiah, film "Menuju Pelaminan" menghadirkan drama ringan yang dekat dengan keseharian masyarakat Indonesia, yakni pernikahan dua mempelai yang memiliki perbedaan latar belakang budaya Jawa dan Minang.
"Sebuah pernikahan tidak hanya menyatukan dua hati, tetapi juga dua keluarga, dua tradisi, dan dua budaya. Film 'Menuju Pelaminan' hadir untuk mengangkat dinamika tersebut dalam sebuah kisah yang hangat dan penuh makna," kata dia.
Setelah terpilih dalam "Pitching Forum" Indonesia Film Financing (IFF) PFN, hal itu memungkinkan film "Menuju Pelaminan" untuk mengeksplorasi tradisi pernikahan dari dua daerah di Pulau Jawa dan Sumatera, Indonesia yaitu Yogyakarta dan Padang, serta memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia melalui cerita yang kuat dan visual yang memikat.
Cerita yang dikemas dengan komedi situasi ringan, sekaligus menekankan nilai-nilai kekeluargaan dan keberagaman budaya membuat film ini diharapkan dapat menjadi sarana hiburan sekaligus edukasi yang mendalam mengenai pentingnya keberagaman dan persatuan dalam kehidupan.
Sekaligus memperkuat ekosistem perfilman nasional dengan menghadirkan karya yang tidak hanya berkualitas secara sinematik tetapi juga memiliki dampak sosial dan ekonomi.
Baca juga: "Menuju Pelaminan" promosikan keindahan pariwisata