Jakarta (ANTARA) - Deteksi dini osteoporosis menjadi langkah penting dalam pencegahan penyakit yang disebut "silent disease" salah satunya dengan pemeriksaan Bone Mineral Densitometry (BMD).
Menurut dr Ray Hendry, Sp.OT, Dokter Spesialis Bedah Tulang di Bethsaida Hospital Gading Serpong, osteoporosis terjadi ketika tubuh tidak mampu membentuk tulang baru dengan cukup untuk menggantikan yang telah tua.
"Kondisi ini semakin terasa seiring bertambahnya usia, tetapi faktor lain seperti pola makan yang kurang baik, gaya hidup tidak aktif, dan faktor keturunan juga berperan," kata dr Ray dalam keterangannya pada Senin.
Beberapa faktor utama yang dapat meningkatkan risiko osteoporosis meliputi kurangnya asupan kalsium dan vitamin D yang penting untuk menjaga kekuatan tulang.
Kurangnya aktivitas fisik juga menjadi faktor risiko, karena gaya hidup pasif mempercepat hilangnya massa tulang. Kebiasaan seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan berdampak buruk pada metabolisme tulang.
Faktor genetik juga turut berperan, di mana riwayat keluarga dengan osteoporosis meningkatkan risiko seseorang. Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid jangka panjang dapat melemahkan tulang.
Untuk mencegah osteoporosis, beberapa langkah dapat dilakukan, seperti mengonsumsi makanan bergizi yang kaya kalsium, misalnya susu, ikan, dan sayuran hijau. Berolahraga secara teratur, seperti berjalan kaki, yoga, atau latihan kekuatan, juga membantu menjaga kesehatan tulang. Menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol menjadi langkah penting dalam pencegahan. Selain itu, melakukan pemeriksaan BMD dapat membantu mengetahui kondisi kepadatan tulang sejak dini.
Bethsaida Hospital Gading Serpong kini menghadirkan teknologi terkini untuk pemeriksaan kesehatan tulang dengan alat BMD seri terbaru. Menggunakan teknologi DXA (Dual-energy X-ray Absorptiometry), pemeriksaan ini dapat mengukur kepadatan mineral tulang dan mengidentifikasi risiko osteoporosis bahkan sebelum terjadi patah tulang hingga 10 tahun ke depan.
"BMD adalah alat penting dalam diagnosis osteopenia (melemahnya tulang) dan osteoporosis. Dengan hasil yang akurat, kami dapat menentukan langkah pencegahan atau pengobatan yang tepat," jelas dr Ray Hendry.
Pemeriksaan ini sangat disarankan bagi wanita berusia 65 tahun ke atas, pria berusia 70 tahun ke atas, wanita menopause dengan faktor risiko osteoporosis, serta individu yang pernah mengalami patah tulang tanpa sebab jelas. Selain itu, mereka yang mengonsumsi obat-obatan yang berisiko melemahkan tulang juga dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ini.
Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr Pitono, menegaskan bahwa rumah sakitnya menyediakan layanan kesehatan tulang yang komprehensif.
"Kami menghadirkan teknologi canggih seperti BMD untuk membantu masyarakat menjaga kesehatan tulang mereka dengan lebih baik," kata dia.
Dengan deteksi dini melalui pemeriksaan BMD, masyarakat dapat lebih waspada terhadap risiko osteoporosis dan mengambil langkah yang tepat dalam menjaga kesehatan tulang mereka.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Deteksi dini osteoporosis dengan BMD guna cegah patah tulang