Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) setempat mendorong pemanfaatan hutan untuk ekowisata dengan begitu dapat membawa manfaat yang signifikan bagi masyarakat, ekonomi, dan lingkungan serta menciptakan lapangan kerja baru.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua Aristoteles Ap di Jayapura, Jumat mengatakan, seperti diketahui pohon memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan manusia oleh sebab itu pihaknya terus mendorong Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).
“Kami mempunyai galeri kreatif kehutanan di Kota Jayapura, di mana ini merupakan sarana bagi masyarakat yang memiliki produk dari HHBK sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pemasaran,” katanya.
Baca juga: Jayapura bangun infrastruktur objek wisata
Baca juga: Melestarikan hutan adat di Jayapura Papua jadi ekowisata
Menurut Aristoteles, pada galeri kreatif kehutanan tersebut terdapat berbagai macam HHBK yang dikelola oleh masyarakat perorangan ataupun kelompok.
“Dengan menghadirkan ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mencegah terjadinya kerusakan alam di Sembilan kabupaten dan kota,” ujarnya.
Dia menjelaskan, untuk itu pihaknya bersama instansi terkait lainnya akan terus berusaha agar bagaimana menjaga kelangsungan ekosistem cagar alam tersebut agar berkelanjutan.
“Seperti pada cagar alam Cycloop di mana ancaman terhadap kelestarian semakin tinggi sehingga membutuhkan perhatian khusus dari seluruh pemangku kepentingan terkait oleh sebab itu kami terus mendorong hadirnya HHBK,” katanya.
Baca juga: Revitalisasi mangrove maksimalkan ekowisata
Dia menambahkan, untuk itu guna menjaga hutan dibutuhkan kerja sama dan beberapa program yang berkelanjutan dengan begitu ekosistem tetap terjaga dengan baik.
“Pada Kamis (20/2) kami bersama Global Green Growth Institute (GGGI) dan Dinas Kehutanan Papua melakukan diseminasi hasil kajian lanskap pegunungan Cycloop di mana melibatkan dewan adat, pengusaha, dan masyarakat dengan begitu pengelolaan kawasan bisa berjalan lebih efektif,“ ujarnya.