Jakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy mengatakan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) untuk swasembada energi, pangan dan air, bukan ekspansi ofensif.
Artinya, pengembangan nuklir menjadi langkah strategis untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam negeri secara optimal, tidak untuk menyerang negara lain.
“Kita membutuhkan langkah konkret untuk memastikan pengembangan nuklir ini tidak hanya berhasil secara teknis, tetapi juga bermanfaat bagi rakyat Indonesia. Fokus kita adalah swasembada energi, bukan ekspansi ofensif,” katanya saat membahas potensi PLTN sebagai bagian agenda pembangunan nasional bersama Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas Febrian Alphyanto Ruddyard dan Perencana Ahli Utama (PAU) Kementerian PPN/Bappenas, sebagaimana keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
Indonesia disebut telah berkomitmen pada inisiatif Net Zero Emisson (NZE) dan sektor tenaga listrik diharapkan mengalami penurunan emisi mulai 2035 hingga 2060.
PLTN memiliki beberapa keunggulan, yaitu mampu beroperasi 24 jam tanpa gangguan, efisiensi lahan yang tinggi, serta kompatibilitas dengan lokasi dekat pantai.
“Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi hingga 7–8 persen, persiapan pembangunan PLTN harus dimulai sekarang agar bisa beroperasi pada 2030–2035,” kata Rachmat.
Baca juga: Peran Indonesia dalam industri antariksa
Baca juga: Kepala Bappenas bertemu Dubes AS diskusikan dampak penghentian bantuan