New York (Antara/Xinhua/Antara Megapolitan-Bogor) - Harga minyak dunia berakhir turun pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), akibat aksi ambil untung setelah minyak mentah AS dan Brent mencatat kenaikan yang kuat di sesi sebelumnya.
Arab Saudi telah menangkap 11 pangeran dan 38 orang menteri, mantan menteri dan wakil menteri, karena tuduhan korupsi. Perintah penangkapan dibuat oleh panel Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud yang dibentuk pada Sabtu (4/11), dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammad bin Salman.
Harga minyak melonjak ke tingkat tertinggi sejak musim panas 2015 pada Senin (6/11), karena para analis mengatakan bahwa risiko geopolitik di Timur Tengah telah membantu menopang pasar.
Para analis mengatakan momentum kenaikan di pasar minyak tampaknya akan berkurang pada Selasa (7/11), karena investor mengambil keuntungan setelah kenaikan baru-baru ini.
Sementara itu, dolar yang kuat juga membebani pasar minyak pada Selasa (7/11). Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,21 persen menjadi 94,958 pada akhir perdagangan.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, turun 0,15 dolar AS menjadi menetap di 57,20 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari, turun 0,58 dolar AS menjadi ditutup pada 63,69 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Penerjemah: A. Suhendar/A.F. Firman.
Minyak Turun Akibat Aksi Ambil Untung
Rabu, 8 November 2017 6:25 WIB
Para analis mengatakan momentum kenaikan di pasar minyak tampaknya akan berkurang pada Selasa (7/11), karena investor mengambil keuntungan setelah kenaikan baru-baru ini.