Jakarta (ANTARA) - Dua akademisi dari Universitas Indonesia (UI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) berkunjung ke Republik Demokratik Rakyat Aljazair (RDRA) untuk menjajaki kerja sama akademik dengan sejumlah perguruan tinggi di negara tersebut.
Dalam kunjungan ini, mereka bertemu langsung dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Aljazair, Chalief Akbar Tjandraningrat.
Hubungan Indonesia dan Aljazair telah terjalin erat sejak era Presiden Soekarno, yang memainkan peran penting dalam mendukung kemerdekaan Aljazair melalui Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung.
Duta Besar Chalief menuturkan bahwa Presiden Soekarno merupakan salah satu pemimpin dunia yang pertama kali mengakui kemerdekaan Aljazair pada 5 Juli 1962, bahkan mengundang para pejuang Aljazair ke Konferensi Asia-Afrika sebagai bentuk dukungan.
“Hubungan diplomatik resmi antara kedua negara dimulai pada tahun 1963, setahun setelah Aljazair merdeka. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Aljir terus aktif mempromosikan kerja sama bilateral,” ujar Chalief dalam keterangannya, Rabu.
Sebagai bagian dari program penjajakan kerja sama, akademisi UI dan IPB mengunjungi Naama Salhi Ahmed University Centre (Universitas Naama) di Naama. Delegasi Indonesia, yang terdiri dari Dr. Rachma Fitriati dari Fakultas Ilmu Administrasi UI dan Prof. Dr. Noer Azam Achsani, Dekan Sekolah Bisnis IPB, diterima oleh Rektor Universitas Naama, Prof. Dr. Safi Habib, bersama sejumlah pejabat universitas.
Dr. Riad Mansour, Asisten Direktur Hubungan Eksternal Universitas Naama, menyampaikan pentingnya kolaborasi akademik antara universitas tersebut dengan perguruan tinggi di Indonesia. Ia juga menekankan bahwa kerja sama ini dapat memperkuat hubungan ilmiah dan internasional antara kedua negara.
Dr. Rachma Fitriati memperkenalkan program beasiswa UI GREAT yang ditawarkan kepada mahasiswa asing yang ingin menempuh studi magister di Universitas Indonesia. Ia mengusulkan penyelenggaraan kelas persiapan bahasa Indonesia bagi mahasiswa Aljazair yang berminat mengikuti program ini, dengan dukungan fasilitasi dari KBRI di Aljazair.
Selain itu, Dr. Rachma mengajukan usulan kerja sama dalam penulisan artikel ilmiah terindeks Scopus serta kolaborasi pada program studi sastra Arab, ekonomi Islam, dan bisnis Islam. Rektor Universitas Naama menyambut baik inisiatif ini dan menyatakan kesediaan untuk mengirimkan perwakilan ke UI.
Dekan Sekolah Bisnis IPB, Prof. Dr. Noer Azam Achsani, mengusulkan program pertukaran pelajar antara IPB dan Universitas Naama. Ia menyebutkan bahwa IPB memiliki program magang dan pertukaran pelajar dengan universitas di luar negeri, namun belum ada kerja sama serupa dengan universitas di negara-negara Arab.
Rektor Universitas Naama merespons positif inisiatif tersebut. “Kami siap menerima mahasiswa IPB untuk program pertukaran pelajar, dan sebaliknya, kami juga dapat mengirimkan mahasiswa dan dosen Universitas Naama ke IPB untuk belajar tentang kewirausahaan dan startup,” ungkapnya.
Dalam rangkaian kunjungan ini, Universitas Naama juga menyelenggarakan kuliah umum oleh Dr. Benmelloud Wassila bertema “The First of January” untuk merayakan Tahun Baru Amazigh, Yennayer. Kuliah tersebut membahas simbolisme budaya Amazigh dalam masyarakat Aljazair.
Selain itu, perwakilan Kedutaan Besar Aljazair, Almunir Mukhtar, mengapresiasi hubungan budaya dan ilmu pengetahuan antara kedua negara, sementara Direktur Institut Humaniora dan Ilmu Sosial Universitas Naama, Prof. Mabkhout Boudouya, menegaskan pentingnya pertukaran budaya dalam membangun komunikasi antarbangsa.
Dengan kunjungan ini, hubungan akademik antara Indonesia dan Aljazair diharapkan semakin erat, membuka peluang kolaborasi baru dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengembangan sumber daya manusia.
Didukung Dubes RI, UI dan IPB siap kolaborasi Ilmiah dengan Universitas di Aljazair
Rabu, 15 Januari 2025 21:36 WIB