Indramayu, Jawa Barat (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memastikan stok garam di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, aman untuk memenuhi kebutuhan pasokan selama perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
"Sebetulnya, kalau mau dilihat itu stok kita cukup lumayan. Total stok (garam) di wilayah sini (se-Kabupaten Indramayu) ada 63.000 ton," kata Trenggono, di sela mengunjungi Gudang Garam Nasional, di Desa Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Kamis.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan pasokan dan stok produk kelautan dan perikanan, termasuk stok garam nasional dapat mencukupi permintaan termasuk libur akhir tahun.
Baca juga: Menteri Kelautan: Ekspor pasir laut jadi opsi terakhir pada PP 26/2023
Baca juga: Menteri Trenggono ungkap tambak BUBK Kebumen berdayakan masyarakat sekitar
Kabupaten Indramayu merupakan salah satu lokasi penghasil garam di Jawa Barat, selain Kabupaten Karawang, Cirebon, dan Pangandaran.
KKP mencatat, luas lahan garam produktif di Provinsi Jawa Barat tahun 2024 sebesar 2.469,48 hektare dengan total produksi sebesar 210.868,09 ton. Jumlah petambak sebanyak 3.819 orang.
Sementara itu, untuk luas lahan garam produktif Kabupaten Indramayu tahun 2024 sebesar 1.445,65 hektare dengan total produksi sebesar 135.891,10 ton (produktivitas 94 ton/hektare).
Disebutkan, pergaraman di Kabupaten Indramayu tersebar di empat kecamatan, yaitu Krangkeng, Losarang, Kandanghaur, dan Patrol. Untuk kecamatan Krangkeng, lokasi produksi garam terdapat di Desa Singakerta, Srengseng, Luwunggesik, Kalianyar, Krangkeng, dan Tanjakan.
Baca juga: Menteri Trenggono ungkap pencurian ikan oleh kapal asing jumlahnya bisa ribuan
Kapasitas penyimpanan di Gudang Garam Nasional Desa Krangkeng sebesar 2.000 ton dan saat ini terisi sebanyak 1.400 ton.
"Dan produksi di sini kita bisa tingkatkan nanti tahun depan. Saya sudah punya data kira-kira sekitar 3.000 hektare. 3.000 hektare ini bisa menghasilkan kira-kira sekitar 3.000 ton satu tahun," ujar Trenggono.
"Karena masanya kira-kira sekitar empat bulan. Berbeda seperti yang di daerah Nusa Tenggara Timur, panasnya sampai delapan bulan, di sini (Indramayu) cuma empat bulan," kata Trenggono.
Lebih lanjut, Trenggono mengatakan bahwa garam yang diproduksi di daerah tersebut menyuplai wilayah Jawa Barat dan hingga DKI Jakarta.